Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Xiaomi Indonesia merespons rumor soal segera dipasarkannya mobil listrik pertama Xiaomi SU7 ke kawasan Asia, khususnya Indonesia, pada tahun 2024 ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rumor ini menyusul larisnya penjualan mobil yang bentuknya mirip Porsche Taycan itu di Cina yang pada akhir April 2024 lalu dilaporkan nyaris tembus 90 ribu unit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terlebih, belakangan Xiaomi Indonesia juga gencar mengkampanyekan jargon atau strategi perusahaan terbaru, yaitu 'Human x Car x Home' yang berfokus pada pengalaman pengguna yang holistik dan terintegrasi di tanah air.
"Kami pastikan untuk pasar dari produk mobil Xiaomi SU7 saat ini hanya tersedia di Cina," kata Product Marketing Manager Xiaomi Indonesia Rendy Tonggo di Yogyakarta Jumat, 17 Mei 2024.
Rendy mengatakan untuk membawa atau memasarkan produk mobil listrik yang di Cina dibanderol sekitar Rp 482 juta itu keluar dibutuhkan sejumlah riset, terutama soal pasar yang disasar dan juga kebutuhan produksi.
Rendy mengatakan Xiaomi tak menutup mata bahwa tren smart electric car saat ini booming. Hal ini dibuktikan dengan bermunculannya unit mobil listrik yang telah dirilis ke pasar oleh kompetitor.
Meski demikian, kata Rendy, Xiaomi sepakat untuk tidak buru-buru mengambil keputusan bisnis langsung masuk dan memasarkan lini baru mobil listrik itu ke pasar lebih luas. "Sebagai perusahaan yang terbuka pada inovasi, Xiaomi dipastikan ada di situ (tren mobil listrik)," ujar Rendy.
Disinggung apakah saat ini Xiaomi di Indonesia sudah mulai mempersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk memboyong mobil listrik itu ke tanah air, Rendy belum membeberkannya. Misalnya soal wacana membangun pabrik mobil listrik di Indonesia.
"Banyak hal yang harus dipertimbangkan (untuk memasarkan unit mobil listrik itu) di Indonesia, salah satunya mungkin keberadaan pabrik," kata Rendy. "Tapi jelas bukan hanya pabrik saja yang dipersiapkan, bisa juga antusiasme pasar di Indonesia seperti apa."
Meski pemerintah Indonesia saat ini mulai gencar memberikan insentif pada produsen yang bersedia memproduksi dan menjual mobil listrik, Rendy mengakui hal itu belum jadi pertimbangan mendesak yang menguatkan perlunya segera memasarkan mobil listrik.
"Ekosistem mobil listrik yang mendukumg secara penuh yang akan jadi pertimbangan, jadi masyarakat tunggu saja pengumuman resmi kapan mobil itu akan masuk," ujar Rendy.
"Jadi soal rumor yang menyebut mobil listrik pertama Xiaomi itu akan masuk Indonesia dalam waktu dekat belum terkonfirmasi," tutur Rendy.
Rendy membeberkan, saat ini fokus Xiaomi Indonesia lebih kepada inovasi baru perangkat digital personal mereka, seperti telepon genggam, gadget dan alat elektronik rumah tangga seperti televisi.
"Fokus Xiaomi Indonesia saat ini lebih mengkampanyekan bagaimana konsumen dapat menikmati interkonektivitas antarperangkat yang semakin seamless berkat pembaruan teknologi Xiaomi HyperOS," kata dia.
Rendy mengatakan pembaruan ini memungkinkan pengguna untuk mengintegrasikan perangkat ponsel dengan rangkaian perangkat AIoT dari Xiaomi dengan lebih mudah.
"Kami juga sedang fokus memperkenalkan sejumlah lini produk gadget terbaru meliputi ponsel dari segmen entry level hingga flagship, serta perangkat AIoT seperti produk wearable, jajaran tablet, smart home product, TV hingga monitor terbaru," ujar Rendy.