Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan Deden Firman Hendarsyah mengatakan terdapat dua sumber dana agar PT Bank Syariah Indonesia Tbk. menjadi Bank Umum Kegiatan Usaha atau BUKU IV atau modal inti di atas Rp 30 triliun.
"Memang diharapkan dalam waktu yang tidak terlalu lama ada dua sumber yang bisa meningkatkan permodalan," kata Deden dalam diskusi Peran Perbankan Syariah dan Momentum Kebangkitan Industri Halal Dunia yang disiarkan secara virtual, Ahad, 7 Februari 2021.
Pertama, kata dia, permodalan bisa didapat secara organik atau dari laba yang dihasilkan. "Kedua nanti apakah akan dilakukan right issue atau setoran modal baru dari pemerintah," ujarnya.
Dia menuturkan hingga saat belum ada bank syariah bank buku IV di Indonesia. Dia berharap dengan adanya Bank Syariah Indonesia, Indonesia memiliki bank syariah BUKU IV, meningkatkan daya saing, dan meningkatkan rangking global.
"Juga menjadi showcase bahwa bank syariah bisa menyediakan produk dan layanan yang benar-benar dibutuhkan masyarakat. Dan kita bersaing dengan perbankan konvensional secara umum," ujar dia.
Jika dibandingkan antara bank konvensional dengan bank syariah, asetnya berbeda jauh. Misal, kata dia, Bank Mandiri aset Rp 1.200 triliun, sedangkan Bank Syariah Mandiri aset hanya Rp 120 triliun.
Bank Syariah Indonesia merupakan merger tiga bank Badan Usaha Milik Negara, yaitu PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNIS).
Bank Syariah Indonesia ditargetkan masuk dalam top 10 bank syariah terbesar secara global. Saat ini, Bank Syariah Indonesia memiliki aset hingga Rp 214,6 triliun dengan modal inti dari Rp 20,4 triliun.
HENDARTYO HANGGI
Baca juga: Bos BEI Harap Bank Syariah Indonesia Perkuat Kapitalisasi Industri Pasar Modal
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini