Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

4 Penyebab Dollar AS Menguat, Salah Satunya Kepercayaan Ekonomi Dunia ke US Dollar

Menguatnya kurs US dollar, karena perekonomian AS dipandang lebih kuat daripada perekonomian Inggris dan negara eropa lainnya saat resesi.

22 Oktober 2023 | 11.26 WIB

Ilustrasi penukaran mata uang asing dan nilai Rupiah.  Tempo/Tony Hartawan
Perbesar
Ilustrasi penukaran mata uang asing dan nilai Rupiah. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar (kurs) rupiah ditutup melemah 60 poin ke level Rp 15.889 per dollar Amerika Serikat pada perdagangan Jumat sore, 20 Oktober 2023. Sebelumnya, rupiah sempat melemah 80 poin di level Rp 15.815 per dolar AS.

Pelemahan kurs rupiah dipengaruhi US dollar yang terus menguat. Kondisi ini menyusul penjualan ritel AS yang naik 0,7 persen month to month dengan ekspektasi 0,3 persen. Kemudian naik 3,8 persen year on year dengan ekspektasi 1,5 persen.

Menanggapi melemahnya kurs rupiah seiring menguatnya dolar AS tersebut. Lantas, apa penyebab menguatnya kurs US dollar?

1. Kepercayaan ekonomi dunia terhadap US dollar

Menguatnya dolar disebabkan rasa kepercayaan Investor internasional kepada mata uang dolar AS. Dikutip dari aljazeera.com, perekonomian AS dipandang lebih kuat daripada perekonomian Inggris dan negara eropa lainnya saat resesi.

Perekonomian AS yang kuat dan besar juga menjadikannya sebagai safe haven bagi investor global. Bahkan, dolar AS menjadi pilihan teraman jika terjadi ketidakpastian ekonomi global, termasuk selama invasi Rusia ke Ukraina.

2. Kenaikan suku bunga

Masih menilik sumber yang sama, penguatan dolar AS juga disebabkan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS. Mereka melakukannya untuk menaikkan biaya pinjaman dalam upaya mengendalikan inflasi yang melonjak.

Dalam kondisi ini, para deposan di bank-bank AS mendapatkan keuntungan dari suku bunga yang lebih tinggi. Begitu pula para investor akan semakin terdorong untuk menukar mata uang lain dengan dolar, sehingga mendorong kenaikan harga greenback.

Kenaikan suku bunga AS yang melonjak di antara bank sentral lain mempertahankan atau menurunkan suku bunganya, menjadi perhatian investor internasional. Mereka akan menanam sahamnya ke dolar AS mengingat pengembalian tabungan AS lebih untung dibandingkan di negara lain.  

3. Banyaknya permintaan dolar

Dikutip dari investopedia.com, permintaan dolar dapat mempengaruhi nilai dolar. Permintaan dolar yang tinggi akan menaikkan nilai dolar. Sebaliknya, jika permintaan menurun maka nilainya pun menurun.

Umumnya, peningkatan permintaan jumlah dolar dipengaruhi oleh kegiatan ekspor. Pasalnya, pelanggan AS harus membayar barang dan jasa dalam dolar. Mereka harus mengubah mata uang lokal sendiri untuk membeli dolar guna melakukan pembayaran.

4. Mata uang cadangan dunia

Menjadi cadangan mata uang dunia juga menjadi alasan penguatan dollar AS. Dalam hal ini, pihak internasional, seperti warga negara asing, bank sentral asing, atau lembaga keuangan asing meminta lebih banyak dolar. Keinginan ini muncul untuk mengantisipasi kemerosotan ekonomi global. Termasuk perang di Ukraina yang mengakibatkan resesi global, dikutip dari forbes.com.

Pilihan editor: Mengenal Dedolarisasi, Apa Keuntungannya Bagi Indonesia?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus