Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Apa Itu Dedolarisasi? Ini Pengertian, Keuntungan, dan Kerugian yang Bisa Didapatkan Indonesia

Dedolarisasi merupakan sebuah langkah untuk memutus ketergantungan pada dolar AS untuk perdagangan internasional.

5 Mei 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan mulai menggaungkan rencana dedolarisasi.

  • Bank Indonesia bekerja sama dengan Bank of Korea dalam usaha dedolarisasi.

  • Dedolarisasi bagi Indonesia memiliki untung dan rugi.

Beberapa negara di dunia yang tergabung dalam aliansi BRICS—meliputi Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan—mulai menggaungkan rencana penggantian dolar Amerika Serikat (AS) sebagai mata uang transaksi antarnegara atau disebut dedolarisasi.

Tak hanya itu, Indonesia pun memulai langkah untuk meninggalkan dependensi terhadap dolar dari Negeri Abang Sam. Yang terbaru, Bank Indonesia bekerja sama dengan pemerintah Korea Selatan. Pada 2 Mei lalu, Bank Indonesia dan Bank of Korea menandatangani kesepakatan kerja sama (MoU) untuk meningkatkan transaksi bilateral di antara kedua negara dengan menggunakan mata uang lokal masing-masing. Otoritas kedua negara memiliki pandangan yang sama tentang keuntungan melepaskan ketergantungan pada mata uang dolar AS untuk perdagangan mereka. Lantas, apa sebenarnya fenomena dedolarisasi ini? Bagaimana keuntungan dan kerugiannya bagi Indonesia? Simak penjelasan lengkapnya sebagai berikut.

Baca: Melepas Ketergantungan atas Dolar AS

Pengertian Fenomena Dedolarisasi

Dedolarisasi merupakan upaya penggantian dolar yang biasanya digunakan sebagai mata uang transaksi bilateral. Hal itu dilakukan untuk melepaskan ketergantungan pada mata uang AS. Dolar AS hingga saat ini masih menjadi mata uang dominan yang digunakan dalam perdagangan internasional. Karena itu, dedolarisasi dilakukan sebuah negara untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Fenomena dedolarisasi ini terjadi akibat tingginya inflasi serta ketidakpastian global. Salah satu musababnya adalah karena, dalam beberapa tahun terakhir, Amerika mengalami defisit neraca pembayaran. Hal tersebut mengakibatkan mata uang AS berkode USD tersebut relatif bergejolak dan sensitif terhadap isu global.

Itu sebabnya, beberapa negara di dunia memilih melakukan dedolarisasi dan berkomitmen mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Bahkan negara aliansi BRICS digadang-gadang akan membuat alat pembayaran baru sebagai cara melepaskan dolar AS serta euro. Saat ini, lima negara tersebut telah menggunakan mata uang masing-masing untuk transaksi antar-negara.

Bukan hanya aliansi BRICS, 10 negara anggota ASEAN baru-baru ini juga sepakat mengurangi transaksi menggunakan dolar AS dan menggantinya dengan mata uang lokal atau local currency transaction (LCT).

Karyawan menata uangn rupiah di cash pooling Bank Mandiri, Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan

Keuntungan Dedolarisasi untuk Indonesia

Upaya meninggalkan dependensi terhadap mata uang AS memiliki keuntungan tersendiri bagi Indonesia. Mengutip Tempo.co, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menjelaskan bahwa dedolarisasi yang dilakukan Indonesia memiliki beberapa keuntungan. 

1. Stabilitas Rupiah

Upaya dedolarisasi dengan menggunakan mata uang lokal sebagai alat transaksi dapat meningkatkan stabilitas rupiah. Josua Pardede mengungkapkan fenomena dedolarisasi dapat membawa keuntungan bagi Indonesia. Ia menyatakan dedolarisasi atau mengurangi penggunaan dolar AS dalam transaksi keuangan dalam jangka panjang akan membuat rupiah cenderung stabil.

Kemudian, dengan terjadinya stabilitas rupiah, hal itu akan mendorong peningkatan investasi dan kegiatan perdagangan internasional. Maka, pada akhirnya, hal itu akan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang solid dalam jangka menengah-panjang.

2. Hubungan Dagang Lebih Erat

Dedolarisasi dapat menciptakan hubungan dagang dengan negara mitra, khususnya tingkat ASEAN, menjadi lebih erat. Sebab, ketika ekonomi domestik AS sedang terguncang, pengalihan minat ekspor ke negara ASEAN dan negara alternatif lainnya membuat kinerja ekspor sedikit terjaga. Dengan begitu, akan terjadi efisiensi dalam perdagangan internasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kegiatan ekspor dan impor juga lebih untung. Dengan adanya kerja sama LCT sebagai upaya dedolarisasi, para eksportir dan importir akan diuntungkan. Pasalnya, mereka tak perlu menukar mata uang lokal atau mengonversinya menjadi dolar AS.

3. Hemat Biaya Perdagangan

Peneliti dari Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas), Askar Muhammad, mengatakan dedolarisasi akan membawa keuntungan banyak bagi Indonesia, seperti kemampuan untuk menyesuaikan kebijakan moneter dengan kondisi ekonomi lokal serta menyediakan buffer atau penyangga terhadap fluktuasi mata uang dan aliran modal keluar.

Tak hanya itu, penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan bilateral juga akan menghasilkan perdagangan yang hemat biaya sehingga bakal mendorong lebih banyak perdagangan serta meminimalkan risiko ketidaksesuaian nilai tukar.

Ke depan, upaya dedolarisasi dapat mengurangi manipulasi keuangan oleh bank-bank besar, broker, dan lembaga keuangan sehingga menyediakan checks and balances yang diperlukan. Selain itu, dedolarisasi bisa menyelaraskan sistem transaksi keuangan global dan meningkatkan persaingan sehat dalam perdagangan antar-negara.

Bongkar muat peti kemas ekspor-impor di Pelabuhan New Priok Container Terminal One, Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan

Kerugian Dedolarisasi untuk Indonesia

Meski dianggap membawa keuntungan cukup besar bagi Indonesia, dedolarisasi juga memiliki kelemahan. Pengamat ekonomi dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menilai kelemahan dalam upaya dedolarisasi ini adalah mata uang lokal akan sulit digunakan untuk membayar kapal yang beroperasi di jalur perdagangan lintas negara.

Hal itu lantaran 90 persen kapal untuk kegiatan ekspor-impor menggunakan bendera asing. Sementara itu, kapal-kapal berbendera asing tersebut ingin dibayar dengan uang dolar AS dibanding dengan mata uang lokal, seperti rupiah.

Daftar Mata Uang Pengganti

Sebanyak 10 negara anggota ASEAN, termasuk Indonesia, baru-baru ini juga mulai melepaskan diri atau meninggalkan ketergantungan pada mata uang AS tersebut. Jika dolar AS mulai ditinggalkan, ada beberapa mata uang yang digadang-gadang berpotensi menggantikan dolar AS sebagai mata uang global. Berikut ini daftar mata uang pengganti dolar AS menuju dedolarisasi:

·         Yuan

·         Euro

·         Mata uang BRICS

·         Rupee India

·         Mata uang lokal ASEAN

RIZKI DEWI | VIVIA AGARTA F. | TEMPO | KORAN TEMPO

Masuk untuk melanjutkan baca artikel iniBaca artikel ini secara gratis dengan masuk ke akun Tempo ID Anda.
  • Akses gratis ke artikel Freemium
  • Fitur dengarkan audio artikel
  • Fitur simpan artikel
  • Nawala harian Tempo
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus