Ketika Cadangan Devisa Kian Tergerus

Yopie Hidayat

Pemimpin redaksi tabloid ekonomi Kontan sejak November 2001 hingga menjadi juru bicara Wakil Presiden Boediono pada 2009-2014. Sebelum mendirikan Kontan, selama 1985-1994, ia bekerja di majalah mingguan Tempo. Lulus kuliah dari Universitas Airlangga, Surabaya, pada 1989, Yopie melanjutkan pendidikan dalam program Master of Public Policy di Lee Kuan Yeuw School of Public Policy Singapura. Pada 1994, ia mendapat Chevenning Award dari The British Council. Kini, Yopie menjadi anggota tim evaluator editorial Tempo

Operasi pasar Bank Indonesia untuk memperkuat rupiah membuat cadangan devisa tergerus. Kondisi ekonomi terancam memburuk.

11 Mei 2025 | 08.30 WIB

Perbesar

Ilustrasi: TEMPO/Alvin Siregar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Ringkasan Berita

Kurs rupiah sempat membaik karena sentimen positif di pasar keuangan dunia.
Potensi kenaikan bunga The Fed masih mengancam rupiah.
Seretnya belanja pemerintah bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

APRIL 2025, seusai masa libur Lebaran, kurs rupiah merosot cepat hingga mendekati 17 ribu per dolar Amerika Serikat. Itulah dampak keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenakan tarif bea masuk tinggi kepada sejumlah negara. Keputusan “tarif Trump” ini mengguncang pasar finansial dunia. Agar rupiah tak merosot lebih dalam, Bank Indonesia pun harus melakukan intervensi sangat agresif hingga ke pasar berjangka valuta asing di luar negeri.