Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Korona tidak pernah menyangka hobinya membuat perhiasan dan kerajinan dari bunga kering malah mendatangkan rezeki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Langkah kaki Tempo terhenti di salah satu pojok stand pameran Inacraft 2024 di Jakarta Convention Center Senayan, Jakarta Pusat, pada Ahad siang, 3 Maret 2024. Stand itu cukup ramai dikunjungi pengunjung yang sedang memilih barang mana yang hendak dibeli.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di sanalah Korona terlihat membantu pengunjung menentukan aksesoris yang cocok. "Saya mulai berjualan 2017, tapi untuk aksesorisnya sendiri kami bawa ke Inacraft baru sekitar 2 tahun," kata Korona kepada Tempo.
Fokus penjualan Korona lebih ke bunga kering serta bunga press yang dikreasikan dengan akrilik. Selain itu dia juga membuat perlengkapan pernikahan seperti wedding box, kotak mahar dan lainnya.
"Kami melakukan inovasi dengan bunga-bunga kecil, lebih dieksplor kreasinya merambah ke aksesori dan jewelry," ucapnya.
Produk yang paling laris dibeli yakni cincin, kalung dan anting-anting. Selain itu harga Rp 8.000 sampai Rp 600 ribu. "Jadi kami juga punya store di Astha Mall lantai 1, offline di @stellar.coronae" ujarnya.
Dia menjelaskan tidak membuka toko di marketplace karena bentuk aksesoris bunga yang diproduksinya cepat berganti dan laris terjual. Sementara update foto produk di marketplace belum bisa dilakukan secepat perubahan varian produk. Ia pun khawatir pelanggan kecewa jika tak mendapatkan barang yang diincar.
"Bunganya kami pakai mawar ambil dari kebun Bandung dan ada beberapa bunga lokal saya ambil dari petani Jawa," ucap perempuan berusia 32 tahun tersebut.
Bunga tersebut dikeringkan dulu, baru kemudian dibuat menjadi berbagai macam kerajinan. "Kesulitannya jadi kami banyak percobaan, tidak langsung rilis karena trial and error-nya banyak," ucapnya.
Korona juga menceritakan bahwa ia baru fokus dan konsisten menekuni hobinya itu pada tahun lalu. "Awalnya iseng, sebenernya karena suka sama bunga dan basic saya desain, jadi suka sama yang estetik. Juga karena penasaran untuk memproses bunga jadi apa saja selain jadi florist," tuturnya.
Lebih jauh, ia menjelaskan mampu memproduksi dan menjual 100 sampai 200 pieces kerajinan tersebut. "Omzet saya setahun bisa di kisaran Rp 800 juta," ucapnya. Adapun barang kerajinan yang paling banyak dipesan adalah untuk suvenir pernikahan.
Korona tak lupa membagikan tips bagi anak muda agar berani membuka usaha. "Menurut saya, yang pertama niatnya, sama keinginan berkembang dan majunya tinggi dan inovasi. Jadi amati, tiru, modifikasi," ucapnya.
Salah satu pelanggan, Tiara Ramadani, yang ditemui di lokasi mengaku tertarik lantaran melihat stand Korona begitu ramai. "Yang jual bunga kering dijadikan aksesori di stand ini. Saya beli cincin seharga Rp 85.000 dan kalung baby rose Rp 139.000, cantik," kata Tiara penggemar barang-barang estetik tersebut.