Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Dirut Pertamina Mengaku Sempat Sembunyi Usai Kasus Korupsi Terungkap, Kenapa?

Dirut Pertamina mengakui sejenak "menghilang" setelah Kejagung berhasil mengungkap kasus dugaan korupsi.

13 Maret 2025 | 13.06 WIB

Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengikuti rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI di gedung DPR RI, Jakarta, 11 Maret 2025. Tempo/Amston Probel
Perbesar
Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengikuti rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI di gedung DPR RI, Jakarta, 11 Maret 2025. Tempo/Amston Probel

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri mengaku sempat menghilang sementara setelah Kejaksaan Agung mengungkap kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang. Menurut dia, keputusan untuk sembunyi tersebut ada alasannya. “Saya terbuka sampaikan apa adanya, bahwa pada awal konferensi pers dari Kejaksaan Agung, tentunya kami menghormati proses hukum dan fakta hukum yang ditemukan. Jadi, kami tidak ingin pada kesempatan itu, termasuk saya sendiri, tidak ingin muncul dulu, agar tidak terlalu memperkeruh suasana,” kata Simon dalam rapat dengan pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Senayan, Jakarta, Selasa, 11 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia menjelaskan keputusan untuk menghilang itu agar tidak menimbulkan persepsi di hadapan publik bahwa Pertamina bersikap defensif. Dia menuturkan, pihaknya ingin memberikan waktu kepada Kejagung selaku penegak hukum untuk memperdalam penyelidikan kasus tersebut. “Sambil kami introspeksi diri, evaluasi di internal. Dan beberapa hari setelah itu, saya bersama Pak Wiko Migantoro (Wakil Direktur Utama Pertamina) dan Pak Mars Ega Legowo Putra (Pelaksana Tugas Harian atau PTH Pertamina Patra Niaga), kami melakukan konferensi pers,” ucap Simon. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Meskipun kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang terjadi pada periode 2018-2028, Simon yang baru menduduk posisi Dirut Pertamina sejak 2024 merasa bertanggung jawab. Sehingga ia sempat meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia atas kegaduhan yang terjadi. “Berikan kami kesempatan untuk bekerja keras dan kembali mendapatkan kepercayaan dan kebanggaan dari masyarakat,” ujar Simon. 

Dia mengungkapkan, pihaknya pun membentuk crisis center demi keberlanjutan bisnis Pertamina. Dia menyebut, pusat krisis tersebut didukung oleh semua subholding dan direktorat untuk mengintegrasikan informasi dan koordinasi lintas fungsi, serta mempunyai personel yang siap memantau setiap eskalasi potensi risiko bisnis dan operasional.  “Tentunya, kembali lagi, saya sangat berterima kasih atas dukungan yang diberikan oleh Komisi VI. Karena kita tahu bahwa Pertamina sebagai bagian dari BUMN, Badan Usaha Milik Negara, di mana negara di sini adalah bentuk pengakuan kedaulatan terhadap keberlangsungan hidup bangsa Indonesia,” kata Simon. 

Dia pun sangat menghargai segala dukungan yang diberikan kepada Pertamina. Menurut dia, Pertamina adalah salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. Simon juga bercerita, ketika diberi amanah untuk mengemban jabatan Direktur Utama Pertamina, dia bersama Komisaris Utama diminta menghadap Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka Jakarta.

Menurut dia, Presiden kala itu sempat menitipkan pesan. “Pesan beliau sangat sederhana, tidak lebih dan tidak saya kurangi. Ketika bertemu, beliau hanya menyampaikan, ‘Setialah hanya kepada bangsa dan rakyat Indonesia. Setialah hanya kepada merah putih’. Sambil menunjuk bendera yang berada di belakang, beliau berpesan, ‘Pertamina adalah soko guru dan tumpuan bangsa Indonesia’,” ucap Simon. 

Walaupun menghadapi proses hukum dugaan korupsi, Simon menjamin bahwa di dalam Pertamina masih banyak sosok-sosok yang mau berjuang untuk kebaikan dan kemajuan. Sebagai bentuk transparansi dan keterbukaan, dia menyiapkan layanan call center resmi Pertamina 135 bagi masyarakat yang merasa dirugikan. “Dan pada saat konferensi pers, saya juga memberikan nomor pribadi saya untuk mendapatkan masukan secara langsung. Handphone ini selalu saya bawa ke mana-mana. Ini nomor pribadi, selalu saya jawab cepat, siapapun saya usahakan menjawab tidak pakai admin, supaya ada sentuhan personal,” ujar Simon. 

Dia mengaku menerima banyak hujatan dari kasus korupsi Pertamina yang terjadi. Namun, dia menganggap hal tersebut sebagai bagian dari perbaikan. “Kami banyak juga mendapat dukungan dan banyak laporan-laporan yang masuk terhadap beberapa praktik SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum) yang nakal. Nanti kita akan kerja sama dengan aparat hukum untuk kita bersihkan dan jangan sampai rakyat yang dirugikan,” kata Simon.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus