Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Jerman Alami Resesi, Ekonom Ungkap Dampaknya bagi RI

Ekonomi Jerman tengah mengalami resesi pada awal 2023. Lalu bagaimana dampaknya ke perekonomian di Tanah Air?

27 Mei 2023 | 12.42 WIB

Ilustrasi kapal pengangkut peti kemas ekspor dan impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
Perbesar
Ilustrasi kapal pengangkut peti kemas ekspor dan impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi dari Institute for Developmet of Economics and Finance atau Indef M Rizal Taufikurohman membeberkan dampak ekonomi Jerman tengah mengalami resesi pada awal 2023 terhadap ke perekonomian di Tanah Air.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ia menjelaskan resesi di Jerman pada kuartal I 2023 sebesar 0,3 persen karena daya beli masyarakat rendah akibat inflasi yang sangat tinggi. "Kondisi resesi ini berdampak terhadap perekonomian Indonesia terutama terhadap perdagangan ekspor impor," ujar Rizal pada Tempo lewat keterangan tertulis pada Jumat, 26 Mei 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rendahnya daya beli rendah itu karena harga barang melambung tinggi sehingga masyarakat Jerman melakukan penghematan. Artinya, kata dia, permintaan barang yang selama ini dibutuhkan Jerman berpotensi menurun. 

"Dampak yang dirasakan tersebut berkaitan dengan permintaan terhadap barang yang diimpor Jerman dari Indonesia," papar Rizal.

Dia mencontohkan, selama ini Indonesia menjual berbagai produk ke Jerman, seperti produk makanan, tekstil, alas kaki dan mineral. Sebaliknya, negara dengan ekonomi terbesar di Uni Eropa tersebut menjual mesin, kendaraan dan komoditas lainnya ke Indonesia. 

"Berdasarkan catatan BPS (Badan Pusat Statistik) April 2023, menjelaskan bahwa terjadi peningkatan sebesar 53,3 persen ekspor non-migas ke Jerman, untuk barang seperti logam, perak, dan abu (HS 26), Kendaraan dan bagiannya (HS 87), dan olahan dari daging, ikan, krustasea, dan 
moluska (HS 16)," ungkap Rizal.

Artinya, kata dia, masih ada potensi Indonesia mencatatkan surplus perdagangan atas Jerman. Meski begitu, dia menilai Indonesia harus tetap mengantisipasi terhadap resesi di Jerman. Termasuk, lanjut dia, investasi yang direncanakan Jerman ke Indonesia, seperti pembangunan IKN. 

"Berdasarkan laporan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), nilai investasi Jerman di Indonesia sepanjang 2022 berjumlah US$ 195,49 juta," kata Rizal.

Selanjutnya: Rizal menyampaikan, besaran nilai investasi Jerman ...

Rizal menyampaikan, besaran nilai investasi Jerman ke RI menempati peringkat ke-18 terbesar pada tahun lalu, di bawah Kanada, Taiwan, dan Thailand.

"Dengan demikian, resesi Jerman akan berdampak terhadap perekonomian Indonesia, melalui perdagangan dan investasi. Hanya saja perlu tetap dijaga dan dibangun kerja sama agar dampak negatifnya bisa diantisipatif," tutur dia. 

Ditanya soal perkiraan nilai kerugian terhadap perekonomian RI, Rizal belum bisa memastikan. Sebab, nilai kerugian tersebut harus dihitung dulu.

Sementara itu, produk domestik bruto atau PDB Jerman turun 0,3 persen di kuartal I 2023. Hal tersebut mengikuti penurunan PDB sebesar 0,5 persen pada kuartal IV 2022. 

"Data PDB Jerman menunjukkan sinyal-sinyal negatif yang mengejutkan," kata Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner pada Kamis, 25 Mei 2023. 

Dia melanjutkan, jika membandingkan Jerman dengan perekonomian negara maju lainnya, ekonomi Jerman berpotensi kehilangan pertumbuhan.

"Di bawah beban inflasi yang sangat besar, konsumen Jerman telah jatuh ke lutut, menyeret seluruh ekonomi ke bawah dengan dia," kata analis di DekaBank Andreas Scheuerle.

AMELIA RAHIMA SARI | REUTERS

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Amelia Rahima Sari

Alumnus Antropologi Universitas Airlangga ini mengawali karire jurnalistik di Tempo sejak 2021 lewat program magang plus selama setahun. Amel, begitu ia disapa, kembali ke Tempo pada 2023 sebagai reporter. Pernah meliput isu ekonomi bisnis, politik, dan kini tengah menjadi awak redaksi hukum kriminal. Ia menjadi juara 1 lomba menulis artikel antropologi Universitas Udayana pada 2020. Artikel yang menjuarai ajang tersebut lalu terbit di buku "Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus