Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Kemenkeu Catat Penjualan SBN 2021 Melampaui Target Pemerintah

Kemenkeu telah menerbitkan empat SBN ritel

4 Oktober 2021 | 22.57 WIB

Obligasi Ritel Indonesia Surat Utang ORI 016
Perbesar
Obligasi Ritel Indonesia Surat Utang ORI 016

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan penjualan Surat Berharga Negara (SBN) sudah mencapai target pemerintah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Karena itu, pemerintah menargetkan total nilai investasi pada ORI-020 pun lebih kecil dibandingkan SBN yang diluncurkan sebelumnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sebetulnya bukan menurunkan, kita sudah punya target selama setahun berapa penjualan SBN ritel. Kita lihat penjualan dari ORI-019 pada Februari 2021 dan ST-015 kemarin sudah mencapai rekor, melebihi alokasi awal yang kita siapkan,” kata Deni dalam talkshow Peluncuran ORI-020 secara daring yang dipantau di Jakarta, Senin 4 Oktober 2021.  

Sepanjang tahun 2021, Kemenkeu telah menerbitkan empat SBN ritel yang terdiri dari 1 Savings Bonds Ritel seri SBR-009, dua Sukuk Ritel seri SR-014 dan SR-015, dan 1 Obligasi Negara Ritel seri ORI-019.

Akumulasi nilai pemesanan keempat SBN ritel tersebut telah mencapai Rp77,2 triliun atau melampaui target penjualan SBN ritel yang ditetapkan pemerintah sebesar sekitar Rp60 triliun sampai Rp80 triliun untuk tahun 2021 ini. Seri ST-015 menjadi seri yang paling banyak dipesan dengan jumlah pemesanan yang ditetapkan sebesar Rp27 triliun.

Deni mengatakan pemerintah menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) untuk membiayai defisit APBN. Dana hasil penawaran ORI-020 pun akan digabung dengan dana dari pendapatan dari pajak, bea cukai, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

“Baru nanti setelah kumpul dialokasikan ke berbagai proyek pembangunan termasuk untuk membeli vaksin, untuk tenaga kesehatan, untuk UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),” katanya.

Pemanfaatan dana SUN berbeda dengan SBN lain, seperti sukuk green ritel yang biasanya dialokasikan untuk pembiayaan proyek-proyek tertentu yang ramah lingkungan.

“Jadi memang untuk SUN lebih kepada general financing dimana APBN sekarang kan fokus ke tiga itu, penanganan kesehatan, menjaga daya beli masyarakat, dan mendukung dunia usaha terutama UMKM dan koperasi,” imbuhnya.



close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus