Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Selepas bangku sekolah atau kuliah, para lulusan baru umumnya akan mencari pekerjaan. Namun, tak sedikit lulusan baru atau fresh graduate kesulitan mendapatkan pekerjaan. Triaji Lahardi, Ketua Bidang Perkumpulan Praktisi dan Profesional Hubungan Industrial, mengajak para lulusan baru untuk terus berjuang meraih cita-cita.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Para fresh graduate yang akan lulus dari sekolah dan kampus tercinta, setelah lulus akan dihadapkan dengan ribuan kesempatan, bisa bekerja, bisa membuka lapangan kerja, bisa juga mengeksplor banyak hal lain. Tapi, teman-teman juga akan dihadapkan dengan ribuan pesaing. Inilah kondisi yang kita hadapi bersama,” kata Triaji.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Untuk menaklukkan tantangan sebagai lulusan baru, Triaji membagikan empat tips sukses mendapat pekerjaan.
Persiapkan diri secara matang dan sedini mungkin
Mencari pekerjaan adalah proses yang panjang, mulai dari membuat lamaran kerja dan Curriculum Vitae (CV), mencari lowongan kerja, hingga proses wawancara. Menurut Triaji, proses tersebut bisa jadi melelahkan dan membuat panik beberapa orang. Oleh karena itu, tips pertama Triaji adalah lulusan baru sebaiknya menyiapkan diri secara matang sejak jauh-jauh hari. Mencari pekerjaan bisa dilakukan sebelum lulus sekolah atau kuliah. Sejak di bangku sekolah dan kuliah pun, para pelajar sudah bisa bekerja atau magang.
Membuat CV juga perlu dilakukan sejak jauh-jauh hari karena CV yang baik perlu mencantumkan kualifikasi utama yang singkat namun membedakan lulusan baru tersebut dengan yang lainnya. Misalnya, lulusan akuntansi yang sudah menguasai atau memiliki sertifikasi terkait Pedoman Standar Akuntansi Keuangan tentu berbeda dengan yang belum menguasai kemampuan tersebut.
“Banyak teman-teman kurang mempersiapkan diri, mau wisuda baru panik dan hunting pekerjaan. Padahal, banyak perusahaan membuka lowongan magang, praktek lapangan, hingga kunjungan atau kerja remote. Saran saya, mumpung kita belum keluar dari pagar kampus, ikutilah kesempatan-kesempatan tersebut dan jangan ragu-ragu untuk menunjukkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki dalam CV dan wawancara kerja” ungkap Triaji.
Jangan asal pilih pekerjaan
Tak bisa dipungkiri, sebagian lulusan baru berkeinginan segera memiliki gaji sendiri setelah lulus sehingga ketika memperoleh informasi terkait lowongan kerja, mereka langsung saja mendaftar tanpa melihat kemampuan diri maupun bidang pekerjaan yang sedang dilamar. Triaji berpesan sebisa mungkin lulusan baru bisa memilih pekerjaan yang sesuai karena pekerjaan pertama yang diambil nantinya akan menentukan karir di masa datang. Pilihlah pekerjaan dengan cara mengukur diri sendiri. Misalnya, dengan cara mencocokkan apa kompetensi yang dimiliki, bidang yang disukai, dan yang nantinya akan dikerjakan.
Jika memang belum mendapatkan pekerjaan yang sesuai bidang karena kompetisi mencari kerja begitu ketat, Triaji mengajak lulusan baru untuk tetap berusaha mempelajari bidang pekerjaan barunya saat ini namun jangan sampai melupakan minat yang diinginkan sebab bisa jadi kesempatan yang tepat akan datang di masa depan.
“Karena kalau memaksakan sesuatu yang bukan bidang atau kegemarannya, salah tempat bekerja itu bisa stres. Siklusnya, hasil pekerjaan tidak bagus, menghambat prestasi, akhirnya bekerja seadanya dan pendapatan yang diperoleh juga tidak optimal. Insya Allah, bisa moncer berkarir kalau memang bidangnya tepat dan sesuai dengan skill dan keinginannya. Saya punya anggota tim yang masuk sebagai HR, tapi passion-nya jualan. Akhirnya benar saja, saat ini dia dibajak perusahaan lain dan moncer sebagai Group Head Sales (kepala bagian penjualan)," paparnya.
Kuasai kemampuan komunikasi dan adaptasi
Bidang pekerjaan boleh jadi bermacam-macam. Akan tetapi, di mana pun bekerja, pasti akan berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, kemampuan komunikasi (public speaking) dan kemampuan beradaptasi sangat penting. Lulusan baru juga perlu menguasai dua hal ini karena perlu menunjukkan kemampuan diri kepada pihak yang mewawancarai kerja sehingga dapat membedakan lulusan baru tersebut dengan lulusan baru lain.
“Jadilah aktif dan antusias saat diwawancara, tunjukkan kegiatan dan keahlian selama bersekolah dan berkuliah agar bisa meyakinkan pewawancara bahwa Anda adalah kandidat yang tepat untuk perusahaan. Kemampuan komunikasi ini akan terus dibutuhkan karena ketika kita bekerja tidak sendiri dan adaptasi penting karena dunia terus berubah,” lanjut Triaji.
Ambil pelajaran dari setiap kegagalan
Walaupun sudah berusaha untuk menampilkan yang terbaik dalam proses melamar kerja dan wawancara, tak jarang lulusan baru masih menghadapi penolakan dari perusahaan. Triaji mengajak lulusan baru untuk pantang menyerah dalam menghadapi penolakan. Penolakan juga bisa menjadi kesempatan untuk belajar. Misalnya, memahami apa yang kurang dari CV, dari proses wawancara, dan bagaimana kondisi pesaing di bidang tersebut.
“Penolakan diambil pelajarannya, apa yang kurang dan apa yang bisa kita lakukan lebih baik ke depannya agar bisa lebih unggul dibanding kandidat pelamar kerja lainnya. Selain itu, jika menghadapi penolakan jangan terlalu diambil hati karena jika ditolak saat wawancara, umumnya teman-teman sudah menyingkirkan puluhan, ratusan, bahkan ribuan kandidat lain yang tidak lolos sejak mengirimkan CV atau surat lamaran. Terus belajar,” tegasnya.
Baca juga: Ragam Ide Usaha buat Fresh Graduate