Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengrajin menenun benang untuk dijadikan kain songke di Rumah Tenun Kelompok Dahlia, Desa Lembor, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, 22 Mei 2021. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Pengrajin membuat pewarna alami di Rumah Tenun Kelompok Dahlia, Desa Lembor, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, 22 Mei 2021. Rebusan air kayu nangka mengubah benang putih menjadi benang kuning, sedangkan formulasi celupan mahoni menghasilkan calon serat tenun berwarna cokelat. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Motif mata manuk pada kain songke di Rumah Tenun Kelompok Dahlia, Desa Lembor, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, 22 Mei 2021. Jemari para mama menyisipkan helai demi helai benang, menenunnya menjadi kain songke bermotif khas Manggarai yaitu mata manuk. Warna lembut tidak mencolok adalah ciri khas kain songke dengan pewarna alami. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Calon pembeli memilih kain songke bermotif mata manuk di toko kain tenun, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, 22 Mei 2021. Kain songke yang sudah selesai itu, beberapa sudah siap diambil pemesan. Sebagian ada juga yang dipajang di etalase. Salah satu pemesan, Candy Mayangsari yang merupakan pemilik UMKM dan kriya, meneruskan perjalanan kain para mama Kelompok Dahlia itu kepada pelanggan. Di sebuah toko mungil miliknya di Labuan Bajo, Candy menata dan memamerkan kain songke serta aneka pernik beraksen tenun. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Pembeli melakukan transaksi pembayaran secara digital di toko kain tenun, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, 22 Mei 2021. Produk songke dipajang juga di etalase virtual. Lokapasar menjadi jalan mengenalkan hasil tenunan para mama kepada para pembeli di tempat yang lebih jauh dan lebih luas hingga ke mancanegara. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Foto kolase Ketua Rumah Tenun Kelompok Dahlia Viktoria (kiri), dan pemilik UMKM dan kriya dari tenun Candy Mayangsari (kanan) di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, 22 Mei 2021. Program digitalisasi UMKM ini sejalan dengan langkah pemerintah melalui program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia yang mendorong pelaku UMKM bergabung ke ekosistem digital untuk membantu kelangsungan bisnis mereka. Pemerintah menargetkan ada 30 juta UMKM, atau sekitar 50 persen dari populasi, yang bergabung ke ekosistem digital pada 2024 nanti. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini