Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dolmen Guadalperal, juga dikenal sebagai Stonehenge Spanyol, terlihat akibat surutnya air waduk Valdecanas di pinggiran El Gordo, Spanyol, 3 Agustus 2022. REUTERS/Susana Vera
Dolmen Guadalperal, juga dikenal sebagai Stonehenge Spanyol, terlihat akibat surutnya air waduk Valdecanas di pinggiran El Gordo, Spanyol, 3 Agustus 2022. REUTERS/Susana Vera
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dolmen Guadalperal, juga dikenal sebagai Stonehenge Spanyol, terlihat akibat surutnya air waduk Valdecanas di pinggiran El Gordo, Spanyol, 3 Agustus 2022. REUTERS/Susana Vera
Dolmen Guadalperal, juga dikenal sebagai Stonehenge Spanyol, terlihat akibat surutnya air waduk Valdecanas di pinggiran El Gordo, Spanyol, 3 Agustus 2022. Dolmen Guadalperal ditemukan oleh arkeolog Jerman Hugo Obermaier pada tahun 1926, tetapi daerah tersebut dibanjiri pada tahun 1963 dalam proyek pembangunan pedesaan di bawah kediktatoran Francisco Franco. REUTERS/Susana Vera
Dolmen Guadalperal, juga dikenal sebagai Stonehenge Spanyol, terlihat akibat surutnya air waduk Valdecanas di pinggiran El Gordo, Spanyol, 3 Agustus 2022. Secara resmi dikenal sebagai Dolmen Guadalperal tetapi dijuluki Stonehenge Spanyol, lingkaran puluhan batu megalitik ini diyakini berasal dari tahun 5000 SM. REUTERS/Susana Vera
Dolmen Guadalperal, juga dikenal sebagai Stonehenge Spanyol, terlihat akibat surutnya air waduk Valdecanas di pinggiran El Gordo, Spanyol, 3 Agustus 2022. Musim panas ekstrem dalam beberapa dekade menyenangkan para arkeolog karena munculnya lingkaran batu prasejarah di bendungan yang garis airnya telah surut. REUTERS/Susana Vera
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini