Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Foto

6 Majalah ini Bernasib Lebih Buruk Dibanding "Newsweek"

19 Oktober 2012 | 10.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Foto 1 dari 6

Majalah musik "Blender" pertama kali diterbitkan pada tahun 2001. Memasuki 2009, kondisi keuangan perusahaan majalah ini memburuk, pemasukan dari iklan menurun hingga 59%. Perusahaan penerbit memutuskan menghentikan produksi "Blender" secara cetak dan beralih ke media online. listsoplenty.com/thebosh.com

Image of Tempo
Perbesar
Foto 2 dari 6

Majalah gaya hidup pria, "BestLife" mengalami masa sulit ketika perekonomian Amerika Serikat memburuk beberapa tahun silam. Saat itu pengiklan lebih memilih berbelanja iklan di majalah kelas atas yang telah mapan. Malang bagi "BestLife" sejak diterbitkan pada 2004, majalah ini tidak mampu menggaet pembaca loyal dan hanya mampu bertahan selama 5 tahun. listsoplenty.com/upscaleswagger.com

Image of Tempo
Perbesar
Foto 3 dari 6

Perusahaan penerbit raksasa asal Amerika Serikat, American Express Publishing pada April 2009 memutuskan 'mematikan' majalah yang telah hidup selama 11 tahun, yakni Travel & Leisure Golf. Seretnya pemasukan dari pengiklan jadi alasan, akhirnya majalah minat khusus golf ini ditransformasikan menjadi situs di dunia maya. listsoplenty.com/magazinedeathpool.com

Image of Tempo
Perbesar
Foto 4 dari 6

Grup pemilik berbagai merk media massa terkenal di dunia, Conde Nast, pernah menerbitkan majalah bertema seputar griya dan interior yaitu majalah "domino". Majalah ini hanya mampu bertahan terbit selama 4 tahun sejak diterbitkan pada 2005, krisis ekonomi jadi latar belakang penghentian "domino". listsoplenty.com/charlesandhudson.com

Image of Tempo
Perbesar
Foto 5 dari 6

Bagi sebagian penduduk Amerika Serikat, majalah "Teen" dianggap majalah yang menjadi ikon masa remaja pada beberapa generasi. Tak heran karena "Teen" telah terbit sejak 1954, namun nasib nahas menimpa majalah remaja ini pada 2008. Oplah "Teen" menurun drastis hingga tinggal 200 ribu eksemplar, yang membuat perusahaan penerbit memutuskan menghentikan produksi majalah tersebut. listsoplenty.com/watersall.com

Image of Tempo
Perbesar
Foto 6 dari 6

Isu "global warming" dan ekologi yang sempat 'ngetren' beberapa tahun silam, dianggap menjual untuk diangkat menjadi tema khusus majalah oleh penerbit "Plenty". Sayang isu menarik tidak didukung kondisi perekonomian di Amerika Serikat. Majalah yang selalu menggunakan kertas daur ulang ini mati pada 2009. Dengan listsoplenty.com/gliving.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus