Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Syahrul (9), ditemani oleh ibunya saat sedang sakit ketika akan mengikuti perlombaan pacuan kuda tradisional dalam acara festival Moyo di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, 15 September 2015. Ulet Ifansasti/Getty Images
Sejumlah joki cilik memacu kudanya saat dibukanya pintu start dalam perlombaan pacuan kuda tradisional dalam festival Moyo di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, 15 September 2015. Ulet Ifansasti/Getty Images
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang joki kecil memacu kudanya saat berlomba pacuan kuda dalam festival Moyo di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, 15 September 2015. Ulet Ifansasti/Getty Images
Seorang joki cilik menggunakan helm dan masker saat bersiap-siap di garis start saat mengikuti lomba pacuan kuda dalam festival Moto di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, 15 September 2015. Maen Jaran adalah bagian dari budaya bagi masyarakat Sumbawa di mana kuda memiliki peran penting dalam semua aspek kehidupan mereka sehari-hari. Ulet Ifansasti/Getty Images
Ali (8), digendong ayahnya saat menuju garis start untuk perlombaan pacuan kuda tradisional dalam acara festivak Moyo, Nusa Tenggara Barat, 15 September 2015. Untuk setiap perlombaan, para joki cilik dibayar sekitar Rp.50.000. Ulet Ifansasti/Getty Images
Sejumlah joki cilik memacu kudanya saat berkompetisi dalam festival Moyo, Sumbawa , Nusa Tenggara Barat, 15 September 2015. Tradisi kuda balap melibatkan joki anak berusia 5-10 tahun naik tanpa pelana. Ulet Ifansasti/Getty Images
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini