Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Naoto Ooka menunjukan beras tahan panas baru yang disebut "Emihokoro" atau "Senyum Berseri" di Pusat Teknologi Pertanian Saitama yang dikelola pemerintah di Kumagaya, prefektur Saitama, Jepang, 7 Agustus 2024. REUTERS/Willy Kurniawan
Varietas padi tahan panas baru yang disebut "Emihokoro" atau "Senyum Berseri-seri" berada di Pusat Teknologi Pertanian Saitama yang dikelola pemerintah di Kumagaya, prefektur Saitama, Jepang, 7 Agustus 2024. REUTERS/Willy Kurniawan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang peneliti bekerja di sawah di Pusat Teknologi Pertanian Saitama yang dikelola pemerintah di Kumagaya, prefektur Saitama, Jepang, 7 Agustus 2024. REUTERS/Willy Kurniawan
Naoto Ooka memeriksa varietas padi tahan panas baru yang disebut "Emihokoro" atau "Senyum Cerah" yang ditanam di Pusat Teknologi Pertanian Saitama yang dikelola pemerintah di Kumagaya, prefektur Saitama, Jepang, 7 Agustus 2024. Panas yang tinggi mengganggu akumulasi pati di dalam bulir beras, menyebabkannya tampak lebih buram, berbintik-bintik putih. REUTERS/Willy Kurniawan
Varietas padi tahan panas baru yang disebut "Emihokoro" atau "Senyum Berseri" terlihat ditanam di Pusat Teknologi Pertanian Saitama yang dikelola pemerintah di Kumagaya, prefektur Saitama, Jepang, 7 Agustus 2024. Suhu tinggi dan kondisi kering musim panas lalu menyebabkan hasil panen beras yang lebih rendah. REUTERS/Willy Kurniawan
Seorang peneliti mengembangbiakkan padi tahan panas baru yang disebut "Emihokoro" atau "Senyum Berseri" di Pusat Teknologi Pertanian Saitama yang dikelola pemerintah di Kumagaya, prefektur Saitama, Jepang, 7 Agustus 2024. Karena kekurangan beras setelah cuaca ekstrem yang merusak panen tahun lalu, Jepang berharap varietas baru yang tahan panas ini dapat membantu mencegah guncangan pasokan di masa mendatang. REUTERS/Willy Kurniawan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini