Foto

Cara Warga Melestarikan Tabuik Pariaman di Perayaan 10 Muharram

13 Oktober 2018 | 09.05 WIB

https://statik.tempo.co/data/2018/10/13/id_740638/740638_720.jpg
Perbesar
Foto 1 dari 6

Warga Nagari Subarang memasang bungo salapan saat prosesi Tabuik Naik Pangkek di Kota Pariaman, Sumatera Barat, 23 September 2018. Kota pantai sekitar 20 kilometer dari Kota Padang, Sumatera Barat, itu memiliki perhelatan budaya dan pariwisata yang sanggup menarik ribuan orang untuk datang menyaksikannya, yakni Tabuik, yang merupakan perayaan Asyura (10 Muharram). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

https://statik.tempo.co/data/2018/10/13/id_740639/740639_720.jpg
Perbesar
Foto 2 dari 6

Sebuah tabuik dipertontonkan saat puncak Pesona Budaya Hoyak Tabuik sebelum dibuang ke laut di Pantai Pariaman, Sumatera Barat, 23 September 2018. Tabuik diawali pada 1 Muharram, yakni dilaksanakannya prosesi Maambiak Tanah atau mengambil tanah oleh dua kelompok tabuik, yakni Nagari Pasa dan Subarang. Prosesi ini bermakna bahwa manusia berasal dari tanah. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

https://statik.tempo.co/data/2018/10/13/id_740640/740640_720.jpg
Perbesar
Foto 3 dari 6

Sejumlah warga Nagari Pasa mengelilingi daraga saat prosesi Maatam di Rumah Tabuik Pasa, Pariaman, Sumatera Barat, 17 September 2018. Pada 5 Muharram, prosesi dilanjutkan dengan Manabang/Maambiak Batang Pisang atau menebang batang pisang dengan satu tebasan, yang melambangkan hal yang dilakukan musuh Allah terhadap Hasan-Husein. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

https://statik.tempo.co/data/2018/10/13/id_740641/740641_720.jpg
Perbesar
Foto 4 dari 6

Sebuah tabuik dipertontonkan saat puncak Pesona Budaya Hoyak Tabuik sebelum dibuang ke laut di Pantai Pariaman, Sumatera Barat, 23 September 2018. Selanjutnya ada sejumlah prosesi lain menjelang 10 Muharram, yakni Maatam, Maradai, Maarak Panja/Jari-jari, Maarak Saroban, Tabuik Naiak Pangkek, dan Hoyak Tabuik, hingga dibuang ke laut. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

https://statik.tempo.co/data/2018/10/13/id_740642/740642_720.jpg
Perbesar
Foto 5 dari 6

Warga nagari Subarang mengerjakan pembuatan badan Tabuik, di Pariaman, Sumatera Barat, 15 September 2018. Awalnya, pesta budaya itu merupakan perayaan dalam rangka memperingati gugurnya Imam Husein, cucu Nabi Muhammad SAW. Dilakukan mulai 1 hingga 10 Muharram. Namun kini, perayaan Tabuik disesuaikan dengan kebutuhan pariwisata, dengan tetap menjaga seluruh prosesi tetap dilaksanakan. Waktu pelaksanaanya pun bertambah panjang, dari hanya satu minggu, kini menjadi dua minggu lebih. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

https://statik.tempo.co/data/2018/10/13/id_740643/740643_720.jpg
Perbesar
Foto 6 dari 6

Hulubalang Nagari Pasar setelah melakukan prosesi Maambiak Batang Pisang di Pariaman, Sumatera Barat, 15 September 2018. Selain berdampak ekonomi dan tingkat kunjungan wisata, penyelenggaraan pesta budaya tabuik itu juga mendorong lahirnya berbagai sanggar kesenian daerah. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus