Foto

Demo Tolak Kenaikan BBM di Sejumlah Tempat Berakhir Ricuh

6 November 2014 | 21.13 WIB

https://statik.tempo.co/data/2014/11/06/id_341227/341227_650.jpg
material-symbols:fullscreenPerbesar
Foto 1 dari 6

Polisi mengamankan mahasiswa saat terjadi bentrokan antara mahasiswa dan polisi di depan kampus Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar, Sulsel, 6 November 2014. Bentrokan terjadi ketika polisi membubarkan aksi blokir jalan yang dilakukan mahasiswa UIT. ANTARA/Yusran Uccang

https://statik.tempo.co/data/2014/11/06/id_341228/341228_650.jpg
material-symbols:fullscreenPerbesar
Foto 2 dari 6

Polisi melakukan penyisiran saat terjadi bentrokan antara mahasiswa dan polisi di depan kampus Universitas Indonesia Timur (UIT), Makassar, 6 November 2014. ANTARA FOTO/Yusran Uccang

https://statik.tempo.co/data/2014/11/06/id_341229/341229_650.jpg
material-symbols:fullscreenPerbesar
Foto 3 dari 6

Mahasiswa melempar batu ke arah polisi saat bentrokan di depan kampus Universitas Indonesia Timur (UIT), Makassar, 6 November 2014. ANTARA FOTO/Yusran Uccang

https://statik.tempo.co/data/2014/11/06/id_341230/341230_650.jpg
material-symbols:fullscreenPerbesar
Foto 4 dari 6

Mahasiswa memblokir jalan saat berunjukrasa di depan Kampus Universitas Negeri Makassar (UNM), Makassar, 6 November 2014. Aksi tersebut sebagai bentuk penolakan terhadap rencana kenaikan harga BBM. ANTARA/Yusran Uccang

https://statik.tempo.co/data/2014/11/06/id_341231/341231_650.jpg
material-symbols:fullscreenPerbesar
Foto 5 dari 6

Polisi melakukan penyisiran saat bentrokan antara mahasiswa dan polisi di depan kampus Universitas Indonesia Timur (UIT), Makassar, 6 November 2014. ANTARA/Yusran Uccang

https://statik.tempo.co/data/2014/11/06/id_341232/341232_650.jpg
material-symbols:fullscreenPerbesar
Foto 6 dari 6

Mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) menutup jalan dan menyandera mobil truk trailer saat unjuk rasa di depan kampus UNM, Makassar, 6 November 2014. Aksi tutup jalan tersebut sebagai aksi protes terhadap rencana pemerintah menaikan harga BBM karena dinilai tidak pro kepada rakyat miskin. ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus