Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tiga pria berjalan menuju utara ke Aljazair setelah melintasi pos perbatasan Assamaka di Nigeria utara pada Ahad, 3 Juni 2018. Pemerintah Aljazair dilaporkan memaksa 13 ribu imigran masuk ke Gurun Sahara dan membiarkan mereka tersesat di sana selama 14 bulan terakhir. AP Photo
Seorang imigran yang diusir dari Aljazair menunggu di pusat transit Organisasi Internasional untuk Migrasi di Arlit, Nigeria, Kamis, 31 Mei 2018. Ribuan imigran, termasuk perempuan hamil dan anak-anak, bertahan tanpa makanan dan air serta dipaksa berjalan (bahkan terkadang di bawah todongan senjata) di bawah suhu mencapai 48 derajat Celsius. AP Photo
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dua imigran, yang diusir dari Aljazair, mengambil air di pusat transit Organisasi Internasional untuk Migrasi di Arlit, Nigeria, Kamis, 31 Mei 2018. Pengusiran massal Aljazair telah meningkat sejak Oktober 2017 karena Uni Eropa memperbarui tekanan pada negara-negara Afrika Utara untuk menghadang para imigran pergi ke utara menuju Eropa melalui Laut Mediterania dan Spanyol. AP Photo
Janet Kamara, imigran dari Liberia, rehat di pusat transit Organisasi Internasional untuk Migrasi di Arlit, Nigeria, Sabtu, 2 Juni 2018. Kamara mengaku tersesat di Sahara selama dua hari sebelum diselamatkan. AP Photo
Sejumlah imigran rehat di pusat transit Organisasi Internasional untuk Migrasi di Agadez, Nigeria, Sabtu, 2 Juni 2018. Banyak dari imigran itu berjalan dalam kondisi bingung dan dehidrasi, juga berkeliling berhari-hari di Sahara sebelum pasukan penyelamat PBB menemukannya. AP Photo
Seorang imigran rehat di pusat transit Organisasi Internasional untuk Migrasi di Arlit, Nigeria, Jumat, 1 Juni 2018. Organisasi Internasional untuk Migrasi memperkirakan setiap imigran yang berusaha melintasi Mediterania dilaporkan meninggal dan dua orang tersesat di Gurun Sahara. AP Photo
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini