Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salju menutupi sebagian Gurun Sahara di Kota Ain Sefra di Aljazair. Salju setebal 16 inci (40 sentimeter) jatuh ke Gurun Sahara setelah badai musim dingin yang aneh menghantam daerah tersebut pada Minggu, 7 Januari 2018. Zineddine Hashas/Geoff Robinson
Wisatawan melihat salju yang menutupi sebagian Gurun Sahara di Kota Ain Sefra di Aljazair. Salju menutupi bukit pasir merah ini merupakan kejadian yang sudah ketiga kalinya dalam 37 tahun. Zineddine Hashas/Geoff Robinson
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salju mulai mencair usai menutupi sebagian Gurun Sahara di Kota Ain Sefra di Aljazair. Gurun Sahara mencakup sebagian besar Afrika Utara serta telah mengalami pergeseran suhu dan kelembapan selama beberapa ratus ribu tahun terakhir. Zineddine Hashas/Geoff Robinson
Warga melihat fenomena saat salju menutupi sebagian Gurun Sahara di Kota Ain Sefra di Aljazair. Ain Sefra dikenal sebagai "pintu gerbang ke padang pasir" yang memiliki ketinggian suhu rata-rata 99,7 derajat Fahrenheit selama bulan Juli. Kondisi ini membuat penduduk setempat lebih terbiasa mengelola panas yang ekstrem daripada salju. Zineddine Hashas/Geoff Robinson
Warga melihat fenomena saat salju menutupi sebagian Gurun Sahara di Kota Ain Sefra di Aljazair. Gurun Sahara merupakan gurun panas terbesar ketiga di dunia setelah Antartika dan Arktik, yang merupakan padang pasir yang dingin. Hamouda Ben Jerad/via REUTERS
Saat salju menutupi sebagian Gurun Sahara di Kota Ain Sefra di Aljazair. Salju yang turun ke Gurun Sahara pada pagi hari, tidak dapat bertahan lama karena pada sore hari suhu yang naik hingga 42 derajat Fahrenheit dan membuat salju tersebut mencair. Hamouda Ben Jerad/via REUTERS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini