Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pekerja mengemas obat homeopati Vidatox yang diekstrak dari racun kalajengking di LABIOFAM di Cienfuegos, Kuba, 3 Desember 2018. REUTERS/Stringer
Seorang pekerja mengemas obat homeopati Vidatox yang diekstrak dari racun kalajengking di LABIOFAM di Cienfuegos, Kuba, 3 Desember 2018. REUTERS/Stringer
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang pekerja menunjukan kalejengkin yang akan mengekstrak racunnya untuk memproduksi obat homeopati Vidatox di LABIOFAM di Cienfuegos, Kuba, 3 Desember 2018. Di Kuba puluhan ribu pasien telah diobati dengan Vidatox yang diambil dari racun kalajengking. REUTERS/Stringer
Seorang pekerja mengekstrak racun dari kalajengking untuk memproduksi obat homeopati Vidatox di LABIOFAM di Cienfuegos, Kuba, 3 Desember 2018. Para peneliti di Kuba telah menemukan bahwa racun dari kalajengking biru memiliki sifat anti-inflamasi dan pereda nyeri, dan mungkin dapat menunda pertumbuhan tumor pada beberapa pasien kanker. REUTERS/Stringer
Pepe Casanas, menunjukan kalajengking yang berhasil ditangkapnya di Los Palacios, Kuba, 5 Desember 2018. Pepe Casanas, 78 tahun, sebulan sekali menyengatkan kalajengkin pada dirinya sudah selama satu dekade. REUTERS/Stringer
Pepe Casanas, berpose dengan kalajengking di Los Palacios, Kuba, 5 Desember 2018. Pepe Casanas berburu seekor kalajengking untuk menyengat dirinya, yang dipercaya bahwa racun itu dapat mengusir rasa sakit rematiknya. REUTERS/Stringer
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini