Ekspresi seorang wanita setelah terjadinya penembakan massal di tempat penitipan anak di kota Uthai Sawan, di provinsi Nong Bua Lam Phu, Thailand 6 Oktober 2022. REUTERS/Athit Perawongmetha
Petugas penyelamat mengatur peti mati berisikan jenazah korban penembakan massal di Yayasan Song Serm Tham setelah dipindahkan dari rumah sakit Udon Thani di provinsi Udon Thani, Thailand 7 Oktober 2022. REUTERS/Athit Perawongmetha
Petugas penyelamat membawa peti mati berisikan jenazah korban penembakan massal di Yayasan Song Serm Tham setelah dipindahkan dari rumah sakit Udon Thani di provinsi Udon Thani, Thailand 7 Oktober 2022. REUTERS/Athit Perawongmetha
Petugas melihat peti mati berisikan jenazah korban penembakan massal di rumah sakit Udon Thani di provinsi Udon Thani, Thailand 7 Oktober 2022. Pelaku penyerangan lalu pulang dan membunuh istri dan anaknya sebelum mengarahkan senjatanya pada dirinya sendiri. REUTERS/Athit Perawongmetha
Petugas membawa peti mati berisikan jenazah korban penembakan massal di rumah sakit Udon Thani di provinsi Udon Thani, Thailand 7 Oktober 2022. Pelaku merupakan mantan anggota polisi yang dipecat dari jabatannya tahun lalu dan menghadapi persidangan atas tuduhan narkoba. REUTERS/Athit Perawongmetha
Petugas penyelamat mengatur peti mati berisikan jenazah korban penembakan massal di Yayasan Song Serm Tham setelah dipindahkan dari rumah sakit Udon Thani di provinsi Udon Thani, Thailand 7 Oktober 2022. Seorang mantan polisi membunuh 34 orang, termasuk 23 anak-anak, dengan mukan pisau dan senjata pada Kamis 6 Oktober. REUTERS/Athit Perawongmetha