Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ratusan siswa melakukan salat Istisqa atau salat memohon hujan di halaman SMA Neger 1 Palembang, Sumatera Selatan, 17 September 2015. Kebakaran hutan dan lahan gambut di Sumatera Selatan sudah terjadi sejak sekitar tahun 1967. Sejak 1997, bencana ini terulang tiap tahun selama 17 tahun terakhir. ANTARA/Feny Selly
Sejumlah pelajar berdoa saat melaksanakan salat Istisqa (salat meminta hujan) di halaman SDN 179 Palembang, Sumatera Selatan, 17 September 2015. Sebaran titik panas paling banyak berada di Sumatera Selatan dengan jumlah 335 titik. ANTARA/Nova Wahyudi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ratusan siswa melakukan salat Istisqa atau salat memohon hujan di halaman SMA Neger 1 Palembang, Sumatera Selatan, 17 September 2015. Pelajar Se-Kota Palembang secara serentak dan bergantian melakukan shalat istisqa dan memanjatkan doa agar turun hujan dan terhindar dari bencana kabut asap yang mulai membahayakan kesehatan. Data BMKG yang dikeluarkan Rabu (16/9/2015) dengan pantaun satelit Terra/Aqua pukul 05.00 WIB, hingga berlaku 16.00 WIB, terdapat 419 sebaran titik panas di Sumatera. AP/Tatan Syuflana
Pelajar melompat keluar dari perahu kayu saat berangkat ke sekolah di aliran sungai Musi yang berselimut kabut asap di Palembang, Sumatera Selatan, 17 September 2015. Selama beberapa tahun terakhir, kebakaran lahan gambut di Sumatera Selatan hanya dapat betul-betul padam saat musim hujan tiba. AP/Tatan Syuflana
Pelajar berangkat ke sekolah menggunakan perahu kayu melintasi sungai Musi yang berselimut kabut asap di Palembang, Sumatera Selatan, 17 September 2015. Hingga awal September ini, kebun sawit yang terbakar di Sumsel setidaknya sudah 1.700 hektar. AP/Tatan Syuflana
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini