Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wanita asal Palestina, Naela Abu Jibba, menunggu penumpang di kamp pengungsi Pantai di Kota Gaza 17 November 2020. REUTERS/Mohammed Salem
Ibu asal Palestina, Naela Abu Jibba, menyebrang jalan menuju taksinya di kamp pengungsi Pantai di Kota Gaza 17 November 2020. Abu Jibba berharap bisa memperluas usahanya setelah pandemi ini berakhir. REUTERS/Mohammed Salem
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ibu asal Palestina, Naela Abu Jibba, supir taksi perempuan pertama mengendarai mobilnya di kamp pengungsi Pantai di Kota Gaza 17 November 2020. Karena pekerjaannya sebagai supir taksi banyak komentar bahwa supir taksi adalah pekerjaan laki-laki. REUTERS/Mohammed Salem
Wanita Palestina, Naela Abu Jibba, supir taksi perempuan pertama di Gaza, menunggu calon penumpang di kamp pengungsi Pantai di Kota Gaza 17 November 2020. Abu Jibba, merupakan sarjana jurusan pelayanan masyarakat, memulai usaha taksinya setelah gagal mendapatkan pekerjaan. REUTERS/Mohammed Salem
Wanita Palestina, Naela Abu Jibba, supir taksi perempuan pertama di Gaza, menunggu calon penumpang di kamp pengungsi Pantai di Kota Gaza 17 November 2020. Profesi sebagai sopir taksi jarang dilirik oleh perempuan Palestina untuk mencari nafkah. REUTERS/Mohammed Salem
Wanita Palestina, Naela Abu Jibba, supir taksi perempuan pertama di Gaza, mengendarai mobilnya di kamp pengungsi Pantai di Kota Gaza 17 November 2020. Naela Abu Jibba, 39 tahun, ibu dengan lima anak yang tinggal di Jalur Gaza mendapat sorotan luas karena menjadi sopir taksi perempuan pertama di Jalur Gaza. REUTERS/Mohammed Salem
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini