Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah barang-barang yang berhasil dikumpulkan warga dari rumahnya yang hancur akibat gempa Palu dan likuifaksi di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, 11 Oktober 2018. REUTERS/Darren Whiteside
Warga mencari barang layak pakai dari sisa reruntuhan bangunan di kawasan terdampak likuifaksi di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa, 9 Oktober 2018. Masyarakat yang terkena musibah mulai berbenah pascagempa bermagnitudo 7,4, yang disusul gelombang tsunami. ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang pria membersihkan puing-puing rumahnya yang rusak akibat gempa Palu dan likuifaksi di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, 11 Oktober 2018. REUTERS/Darren Whiteside
Warga berusaha mengevakuasi sepeda motor yang tertimbun reruntuhan di lokasi terdampak pergerakan atau pencairan tanah (likuifaksi) di Balaroa Palu, Sulawesi Tengah, Selasa, 9 Oktober 2018. Rumah-rumah warga tertimbun lumpur yang mengering sedalam 3 meter. ANTARA
Seorang wanita membawa kaligrafi dari rumahnya yang rusak akibat gempa Palu dan likuifaksi di Balaroa, Sulawesi Tengah, 11 Oktober 2018. Kelurahan Petobo dan Balaroa dilanda likuifaksi atau pencairan tanah sehingga rumah-rumah amblas ke dalam lumpur. REUTERS/Darren Whiteside
Seorang anak laki-laki membawa lemari kayu yang tersisa dari reruntuhan bangunan akibat gempa Palu dan likuifaksi di Balaroa, Sulawesi Tengah, 11 Oktober 2018. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan sekitar 5.000 orang masih tertimbun di Kelurahan Petobo dan Balaroa. REUTERS/Darren Whiteside
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini