Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang petugas melintas di samping bangunan keraton peninggalan Kerajaan Sumedang Larang di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat 3 Juli 2020. Kerajaan Sumedang Larang yang memiliki peninggalan berupa bangunan keraton yang dibuat pada tahun 1706, mahkota binokasih, senjata pusaka, naskah-naskah kuno dan alat musik gamelan yang dibuat pada kurun waktu tahun 1625 hingga 1825 tersebut saat ini telah menjadi Museum Prabu Geusan Ulun yang dikelola oleh Yayasan Nadzhir Wakaf Pangeran Sumedang. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Pengunjung mengamati mahkota binokasih yang terbuat dari emas peninggalan Kerajaan Sumedang Larang di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat 3 Juli 2020. Kerajaan Sumedang Larang yang memiliki peninggalan berupa bangunan keraton yang dibuat pada tahun 1706, mahkota binokasih, senjata pusaka, naskah-naskah kuno dan alat musik gamelan yang dibuat pada kurun waktu tahun 1625 hingga 1825 tersebut saat ini telah menjadi Museum Prabu Geusan Ulun yang dikelola oleh Yayasan Nadzhir Wakaf Pangeran Sumedang. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengunjung melintas di depan koleksi senjata pusaka peninggalan Kerajaan Sumedang Larang di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat 3 Juli 2020. Kerajaan Sumedang Larang yang memiliki peninggalan berupa bangunan keraton yang dibuat pada tahun 1706, mahkota binokasih, senjata pusaka, naskah-naskah kuno dan alat musik gamelan yang dibuat pada kurun waktu tahun 1625 hingga 1825 tersebut saat ini telah menjadi Museum Prabu Geusan Ulun yang dikelola oleh Yayasan Nadzhir Wakaf Pangeran Sumedang. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Petugas menunjukan satu set gamelan yang dibuat pada tahun 1625 peninggalan Kerajaan Sumedang Larang di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat 3 Juli 2020. Kerajaan Sumedang Larang yang memiliki peninggalan berupa bangunan keraton yang dibuat pada tahun 1706, mahkota binokasih, senjata pusaka, naskah-naskah kuno dan alat musik gamelan yang dibuat pada kurun waktu tahun 1625 hingga 1825 tersebut saat ini telah menjadi Museum Prabu Geusan Ulun yang dikelola oleh Yayasan Nadzhir Wakaf Pangeran Sumedang. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini