Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Foto

Mengenal Polahi, Suku Terasing di Tengah Hutan Gorontalo

23 Maret 2019 | 12.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Foto 1 dari 5

Foto udara permukiman suku Polahi yang berada di tengah hutan dan perbukitan Kecamatan Boliyohuto, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Kamis 21 Maret 2019. Suku Polahi hidup dengan bercocok tanam serta menjadi kuli angkut kebutuhan tambang rakyat yang berada di daerah tersebut. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

Image of Tempo
Perbesar
Foto 2 dari 5

Dua anak suku terasing Polahi bermain di atas batang pohon tumbang di perbukitan Kecamatan Boliyohuto, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Kamis 21 Maret 2019. Menurut cerita yang beredar di masyarakat, polahi adalah masyarakat pelarian zaman dahulu yang melakukan eksodus ke hutan karena takut dan tidak mau dijajah oleh Belanda sehingga menjadikan mereka sebagai suku terasing sampai dengan saat ini. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

Image of Tempo
Perbesar
Foto 3 dari 5

Dua anak suku terasing Polahi belajar mengenal huruf dan warna di perbukitan Kecamatan Boliyohuto, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Kamis 21 Maret 2019. Lokasi rumah yang berada di perbukitan, tengah hutan, hidup berpindah-pindah dan jauh dari pemukiman warga membuat anak suku Polahi tidak dapat mendapatkan pendidikan yang layak. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

Image of Tempo
Perbesar
Foto 4 dari 5

Foto udara permukiman suku Polahi yang berada di tengah hutan dan perbukitan Kecamatan Boliyohuto, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Kamis 21 Maret 2019. Departemen Sosial di tingkat Kabupaten Gorontalo mengidentifikasi masyarakat Polahi dengan Kelompok 9, Kelompok 18, Kelompok 21, Kelompok 70, dan sebagainya, berdasarkan jumlah anggota kelompok dalam satu kampung. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

Image of Tempo
Perbesar
Foto 5 dari 5

Relawan Demokrasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Gorontalo melakukan sosialisasi pemilu serentak kepada warga suku terasing Polahi di perbukitan Kecamatan Boliyohuto, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Kamis 21 Maret 2019. Mereka terbelakang, tak hanya karena keterpencilan dan tak mempunyai pendidikan formal, bahkan dalam kebudayaan mereka tak dikenal hitung-menghitung dan tak dikenal hari. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus