Suster membawa salib melintas di pertapaan Bunda Pemersatu Gedono, Salatiga, Jawa Tengah, 24 Maret 3016. Biara ini dihuni oleh rahib dan rubiah yang mengikuti tata hidup Benediktus, petapa terseohor pada abad kelima. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Suster melakukan bacaan rohani di pertapaan Bunda Pemersatu Gedono, Salatiga, Jawa Tengah, 24 Maret 3016. Tinggal di pertapaan ini, para rahib dan rubiah jarang keluar dari biara, tiap harinya mereka hanya melakukan aktivitas ibadah. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Warga dan Para raahib berdoa di pertapaan Bunda Pemersatu Gedono, Salatiga, Jawa Tengah, 24 Maret 3016. Para rahib dan rubiah juga dibatasi dalam berkomunikasi dengan dunia luar. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Suster berdoa di pertapaan Bunda Pemersatu Gedono, Salatiga, Jawa Tengah, 24 Maret 3016. Tujuh kali sehari, para rahib dan rubiah beribadat, menderaskan pujian dalam irama Gregorian, tradisi kuno yang dijaga dan disandingkan dengan budaya Jawa. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Warga dan Para raahib berdoa di pertapaan Bunda Pemersatu Gedono, Salatiga, Jawa Tengah, 24 Maret 3016. Tiap harinya, para rahib dan rubiah irit bicara dan mengawali harinya dengan melantunkan ayat-ayat kitab Mazmur, setelah itu mereka mengguyurkan tubuh mereka pada air dingin yang diteruskan dengan Misa dan ibadat pagi. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo