Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pasukan terdepan Polisario menggunakan truk dengan sejata anti-pesawat saat melakukan patroli di Bir Lahlou, barat Sahara, 9 September 2016. REUTERS/Zohra Bensemra
Seorang pasukan Polisario duduk diatas batu saat berjaga-jaga di barisan depan di Tifariti, barat Sahara, 9 September 2016. REUTERS/Zohra Bensemra
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hamuya Khalil, pasukan Polisario berdiri diatas kendaraan militer saat berjaga-jaga di barisan terdepan di Tifariti, barat Sahara, 9 September 2016. REUTERS/ Zohra Bensemra
Sidi Ahmed Brahim, pasukan yang tergabung dengan front Polisario berbicara dengan wartawan Reuters saat berada di baris terdepan di Tifariti, barat Sahara, 9 September 2016. Polisario menyatakan dirinya sebagai Demokratik Arab Sahrawi. RUTERS/Zohra Bensemra
Komandan Sektor kedua Sidi Waghal (ketiga kiri), berbicara dengan pasukannya saat berada di pangkalan militer di Tifariti, barat Sahara, 9 September 2016. Front Polisario kembali berupaya untuk memerdekakan Sahara, setelah genjatan senjata pada 1991 dengan Maroko. REUTERS/Zohra Bensemra
Sidi Brahim Mohamed Embarek, berbicara dengan wartawan Reuters diatas bangkai pesawat Maroko F-5, yang ditembak jatuh oleh Polisario pada peperatanga tahun 1991 di barat Sahara, Tifariti, 9 September 2016. Ketegangan di gurun Sahara kembali mencuat setelah munculnya Pasukan Sahrawi. REUTERS/ Zohra Bensemra
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini