Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Chit Toke (kanan) dan Myo Oo, berdiri di pintu kapal tongkang sebelum mengangkat keranjang kerikil di Yangon, Myanmar (10/6). AP/Gemunu Amarasinghe
Chit Toke (depan), membantu ibunya mengangkat keranjang kerikil seberat 19 kg dari kapal tongkang di Yangon, Myanmar (10/4). AP/Gemunu Amarasinghe
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kyaw Zin Oo (kiri), bersama dengan ayahnya saat beristirahat mengangkat keranjang berisikan kerikil di Yangon, Myanmar (10/6). Setiap pagi Kyaw Zin Oo (13), berjalan bersama dengan ayahnya menuju sungai untuk mengangkat kerikil dari kapal tongkang. AP/Gemunu Amarasinghe
Seorang mandor berdiri diantara para pekerja saat memantau proses pembawaam krikil dari kapal tongkang menuju pantai di sungai Yangon, Myanmar (10/6). Menurut PBB sepertiga anak-anak Myanmar sudah berkerja diusia 7-16 tahun. AP/Gemunu Amarasinghe
Chit Toke, yang menggunakan celana hijau kebesaran berjalan diatas balok kayu saat menyebrang membawa satu keranjang krikil seberat 19 kg dari kapal menuju pantai di Yangon, Myanmar (10/6). Chit Toke, bangun pagi daru rumahnya yang terbuat dari bambu menuju pantai untuk membawa keranjang krikil. AP/Gemunu Amarasinghe
Maung Kyaw, membawa sekeranjang kerikil dengan berat sekitar 19 kilogram di Yangon, Myanmar (10/6). Maung Kyawm, sudah 8 tahun bekerja pembawa krikil yang dibayar 35 kyats (0,037 USD) per keranjang, yang harus menempuh jarak 30 meter dari perahu ke pantai. AP/Gemunu Amarasinghe
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini