Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Warga menggunakan perahu saat dievakuasi dari banjir yang diakibatkan jebolnya bendungan pembangkit lisrik tenaga air (PLTA) di selatan Laos, 24 Juli 2018. REUTERS/Stringer
Warga menerobos banjir yang diakibatkan jebolnya bendungan pembangkit lisrik tenaga air (PLTA) di selatan Laos, 24 Juli 2018. Bendungan PLTA yang ambruk diharapkan mulai beroperasi pada 2019 dan dapat mengekspor 90 persen listrik ke Thailand. ATTAPEU TODAY/ via REUTERS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah warga dievakuasi menggunakan perahu saat banjir yang diakibatkan jebolnya bendungan pembangkit lisrik tenaga air (PLTA) di selatan Laos, 24 Juli 2018. Perusahaan pembangun bendungan menyatakan rusaknya bendungan itu akibat hujan lebat dan banjir. (Attapeu TV via AP)
Seorang warga berada di atap rumah saat banjir yang diakibatkan jebolnya bendungan pembangkit lisrik tenaga air (PLTA) di selatan Laos, 24 Juli 2018. Tingginya level air yang mencapai atap bangunan di sekitar bangunan turut mempersulit proses evakuasi. (Attapeu Today via AP)
Warga berada di atap rumah saat banjir yang diakibatkan jebolnya bendungan pembangkit lisrik tenaga air (PLTA) di selatan Laos, 24 Juli 2018. Jebolnya bendungan PLTA tersebut telah melepaskan air hingga 5 miliar meter kubik. ABC Laos News/Handout via REUTERS
Warga berada di atap rumah saat banjir yang diakibatkan jebolnya bendungan pembangkit lisrik tenaga air (PLTA) di selatan Laos, 24 Juli 2018. Sebanyak 19 orang tewas dan lebih dari 6.600 orang kehilangan tempat tinggal akibat insiden ini. (Attapeu Today via AP)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini