Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah sukarelawan menunggu namanya dipanggil saat akan uji coba vaksin Covid-19 AstraZeneca di Wits RHI Shandukani Research Centre, Johannesburg, Afrika Selatan, 27 Agustus 2020. REUTERS/Siphiwe Sibeko
Petugas kesehata melihat seorang sukarelawan yang akan melakukan uji coba vaksin Covid-19 AstraZeneca di Wits RHI Shandukani Research Centre, Johannesburg, Afrika Selatan, 27 Agustus 2020. REUTERS/Siphiwe Sibeko
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebuah jarum suntik berisikan vaksin Covid-19 AstraZeneca yang akan diuji coba pada manusia di Wits RHI Shandukani Research Centre, Johannesburg, Afrika Selatan, 27 Agustus 2020. Vaksin AstraZeneca dikembangkan oleh para peneliti Universitas Oxford. REUTERS/Siphiwe Sibeko
Robyn Porteous, menetaskan air mata saat tes Swab sebelum disuntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca saat uji coba di Wits RHI Shandukani Research Centre,Johannesburg, Afrika Selatan, 27 Agustus 2020. AstraZeneca dapat memasok hampir tiga miliar dosis kepada pemerintah di seluruh dunia, lebih banyak dari vaksin lainnya. REUTERS/Siphiwe Sibeko
Seorang petugas kesehatan berbicara dengan sukarelawan sebelum melakukan uji coba vaksin Covid-19 AstraZeneca di Wits RHI Shandukani Research Centre, Johannesburg, Afrika Selatan, 27 Agustus 2020. Vaksin yang dikembangkan bersama Universitas Oxford, telah sebagai kandidat utama dunia dan yang paling maju dalam hal pengembangan. REUTERS/Siphiwe Sibeko
Ekspresi Robyn Porteous, saat melakukan uji coba vaksin Covid-19 AstraZeneca di Wits RHI Shandukani Research Center di Johannesburg, Afrika Selatan, 27 Agustus 2020. Uji coba tahap akhir kandidat vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh AstraZeneca dihentikan untuk sementara. Langkah itu ditempuh setelah salah seorang relawan yang telah mendapatkan suntikan calon vaksin jatuh sakit. REUTERS/Siphiwe Sibeko
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini