Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mahasiswa Oxford asal Indonesia, Indra Rudiansyah, terlibat dalam pengembangan vaksin Covid-19 AstraZeneca. Indra merupakan penerima beasiswa LPDP program doktoral di Oxford sejak 2018. Instagram/Lpdp_ri
Dalam tim pembuat vaksin AstraZeneca, Indra Rudiansyah terlibat dalam pengukuran repons antibodi di antara para relawan uji klinis. Sebelum melanjutkan studi di Oxford, Indra sempat menjadi peneliti di BioFarma. Dia sempat terlibat dalam proses pengembangan dan penentuan CMC untuk rotavirus dan vaksin polio oral baru. Instagram/LPDP_RI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Indra Rudiansyah merupakan lulusan S1 Ilmu Mikrobiologi dan S2 Bioteknologi di Institut Teknologi Bandung (ITB). Pria berusia 29 tahun ini direkrut bersama ratusan peneliti dalam tim vaksin Covid-19 pada Mei 2020. Instagram/@Oxford_uni
Sarah Gilbert, profesor vaksinologi di Oxford's Jenner Institute dan kepala pengembangan vaksin Covid-19 AstraZeneca. Ia merekrut Indra sebagai anggota tim pengembangan vaksin pada Mei 2020. PA Images
Vaksin AstraZeneca menjadi satu di antara vaksin yang digunakan banyak negara termasuk Indonesia dalam melawan pandemi virus corona. Sarah Gilbert juga melepas hak paten dalam proses produksi vaksin tersebut, sehingga harga vaksin bisa lebih murah. Sarah dan sejumlah ilmuwan yang terlibat dalam pembuatan vaksin telah dianugrahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II tahun ini. REUTERS
Selama pengembangan vaksin, Indra telah menghabiskan waktu rata-rata 10 jam di laboratorium setiap hari. Di Institut Jenner dia fokus mengembangkan vaksin-vaksin untuk melawan penyakit menular seperti HIV, Ebola, dan penyakit-penyakit yang potensial menyebabkan pandemi seperti SARS, MERS, dan yang sekarang Covid-19. Youtube
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini