Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Dampak Fobia Reptil, Jangan Sekali-kali Penderita Ophidiophobia Melihat Ular

Ophidiophobia atau fobia reptil termasuk ular nbisa membuat penderitanya sangat tersiksa. Bagaimana terapi menyembuhkannya?

21 Juni 2021 | 16.16 WIB

Ilustrasi ular piton. Reuters
Perbesar
Ilustrasi ular piton. Reuters

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Takut atau fobia reptil mungkin hal yang wajar, namun ophidiophobia menunjukkan reaksi yang berlebihan diidentifikasi perilaku fobia. Maka jenis fobia apakah itu?

Fobia hewan reptil seperti ular atau yang disebut ophidiophobia. Fobia ini membuat penderitanya saat menghindari segala hal yang berkaitan dengan ular, mulai dari gambar, video atau hewan itu langsung.

Reaksi yang ditunjukan penderita ophidiophobia ketika dihadapkan dengan hal yang ditakutinya seperti gemetar, kesulitan bernapas, peningkatan denyut jantung, berkeringat dingin, mual hingga pingsan.

Maka jika mengetahui seseorang sebagai penderita ophidiophobia jangan pernah sekali-kali mencoba menunjukan ular dalam bentuk apapun sebab hal tersebut tidak baik. Risiko akibat perilaku di atas semakin  dapat menghantui penderita, malah justru menimbulkan keadaan depresi. Hal ini berhubungan langsung terhadap coping strategi yang tidak tepat,  membahayakan penderita juga berakibat kepanikan di lingkungan sekitarnya.

Jika seseorang menunjukkan reaksi berlebihan terhadap ular seperti yang dijelaskan di atas sebelumnya, bisa dicurigai menderita ophidiophobia. Namun perlu diingat untuk menentukan statusnya seseorang perlu melewati serangkaian tes dengan tenaga medis yang berkopeten. Selain itu fobia turut miliki tingkatan mulai dari yang ringan sampai berat.

Biasanya untuk perawatannya sendiri bisa dilakukan dengan perbagai cara seperti melakukan pendekatan disertai memberi gambar, video tentang Ular. Pada tahap pengobatan ini, penderita akan mendiskusikan perasaannya terhadap apa yang dilihatnya dengan pendampingnya.

Pada cara yang lain. Penderita ophidiophobia akan diusahakan melihat ular asli. Walaupun dilihatkan asli, namun hal ini dilakukan secara bertahap. Seperti penderita melihat ularnya di balik kandang yang tembus pandang.

Selanjutnya ada tahap cognitive behavioral therapy (terapi perilaku kognitif), yaitu terapi yang tujuannya pemecahan masalah langsung yang membantu seseorang mengubah cara pandangnya terhadap masalah tersebut.

Kemudian yang paling terakhir, adalah jenis  Obat-Obatan. Jenis obat-obatan yang digunakan ada banyak, namun umumnya menggunakan  penghambat Pelepasan Serotonin (SSRIs), nantinya mempengaruhi suasana hati.  Selanjutnya ada penghambat Beta (Beta Blockers) digunakan saat timbul rasa cemas, berdebar, ketakutan yang efeknya membantu jantung lebih normal. Jenis obat Benzodiazepine yang sifatnya sedatif ini berguna sebagai penenang, dan menjadi pilihan untuk mengatasi fobia berat

Menurut Diagnostic and Statical Mental Disorder (DSM IV), pembagian  fobia digolongkan 2 jenis, yaitu fobia spesifik dan fobia sosial. Jika mengacu pada DSM 1V tersebut, maka ophidiophobia atau fobia reptil termasuk ular tergolong jenis fobia spesifik yaitu golongan fobia terhadap binatang (misalkanfobia fobia tikus, anjing atau binatang berbulu lebat).

TIKA AYU

Baca: Ayu Ting Ting Takut Kucing, Fobia ini Disebut Ailurofobia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus