Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lemah jantung atau kardiomiopati kondisi otot jantung kesulitan memompa darah ke seluruh tubuh. Jenis utama kardiomiopati termasuk kardiomiopati dilatasi, hipertrofik, dan restriktif, yang masing-masing perlu mendapat perawatan, termasuk obat-obatan.
Gejala lemah jantung
Mengutip Mayo Clinic, lemah jantung ditandai gejala sesak napas ketika beraktivitas atau bahkan saat istirahat, pembengkakan di kaki, perut kembung karena penumpukan cairan, batuk saat berbaring. Gejala lainnya kesulitan berbaring, kelelahan, detak jantung cepat, berdebar, tekanan dada, pusing, sakit kepala, dan pingsan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kecenderungan gejala makin buruk akan berlainan lama waktu tergantung kondisinya. Merujuk National Health Service (NHS) UK beberapa faktor menyebabkan seseorang rentan mengalami kardiomiopati. Selain faktor genetik, tekanan darah tinggi yang tak terkontrol dan gaya hidup tidak sehat mempengaruhi masalah lemah jantung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol, obat-obatan reaktif juga rentang berakibat lemah jantung. Infeksi virus di jantung juga penyebab kardiomiopati. Beberapa kasus, penyakit lain atau pengobatannya menyebabkan kardiomiopati. Ini mungkin termasuk penyakit jantung bawaan yang kompleks, kekurangan nutrisi, irama jantung yang tidak terkendali.
Mengutip Cleveland Clinic, untuk mengendalikan gejala kardiomiopati dan meningkatkan kesehatan jantung mempertahankan berat badan ideal sesuai tinggi dan usia. Konsumsi makanan yang menyehatkan jantung, termasuk mengurangi asupan natrium, olahraga teratur, berhenti merokok, dan mengendalikan stres.
Tiga jenis kondisi lemah jantung
1. Kardiomiopati hipertrofik
Mengutip John Hopkins Medicine, kardiomiopati hipertrofik terjadi ketika otot ventrikel kiri menebal. Kondisi ini menghalangi aliran darah ke seluruh tubuh. Kardiomiopati hipertrofik mempengaruhi katup mitral jantung, menyebabkan darah bocor ke belakang melalui katup.
Kondisi ini cenderung penyakit langka. Gejalanya meliputi sesak napas saat beraktivitas, pusing, pingsan, dan nyeri dada (angina).
2. Kardiomiopati dilatasi
Kardiomiopati dilatasi kondisi lemah jantung yang paling sering. Rongga jantung membesar dan meregang, mengganggu kemampuan untuk memompa secara normal dan berelaksasi dengan tepat. Kondisi ini sering dialami orang dewasa berusia 20 tahun hingga 60 tahun. Kardiomiopati dilatasi tersebab kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol dan kekurangan nutrisi.
3. Kardiomiopati restriktif
Kardiomiopati restriktif terjadi ketika otot jantung menjadi kaku dan tidak mampu mengisi darah secara tepat. Ini adalah jenis kardiomiopati yang paling tidak umum di Amerika Serikat. Gejalanya termasuk kelelahan, pembengkakan lengan dan kaki, juga kesulitan bernapas saat beraktivitas.
DELFI ANA HARAHAP
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.