Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penggumpalan darah terjadi ketika cairan darah mengental menjadi gel atau semipadat, sehingga mencegah tubuh kehilangan darah saat luka. Meskipun umumnya tidak berbahaya, namun pecahnya gumpalan darah yang bergerak ke jantung dan paru-paru dapat mengakibatkan keadaan serius.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Cleveland Clinic, gumpalan darah terdiri dari trombosit dan fibrin, yang bekerja bersama untuk menutup area pembuluh darah yang terluka. Gumpalan ini dapat terlihat seperti jeli merah dengan trombosit dan fibrin yang membentuk jaring.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seseorang dapat memiliki gumpalan darah di mana saja di seluruh tubuh. Pembekuan darah biasanya meninbulkan nyeri kaki, pembengkakan, perubahan warna kulit, nyeri dada, atau sesak napas, tergantung pada lokasi pembentukan gumpalan.
Sementara itu, penggumpalan darah yang terjadi di pembuluh darah dapat berkembang di lengan dan kaki. Sedangkan gumpalan darah yang berkembang di arteri muncul di paru-paru, ini adalah emboli paru.
Dilansir dari Healthline, berikut gejala penggumpalan darah berdasarkan lokasinya:
1. Kaki bagian bawah
Bagian tubuh yang paling sering terjadi pembekuan darah adalah di kaki bagian bawah. Gumpalan darah di kaki dapat menimbulkan berbagai gejala, seperti:
- Kaki bengkak
- Muncul rasa sakit
- Kaki terasa lembut
- Sensasi hangat
- Perubahan warna kemerahan
Gejalanya akan tergantung pada ukuran gumpalan. Itu sebabnya seseorang mungkin tidak memiliki gejala apa pun atau hanya mengalami pembengkakan betis ringan tanpa rasa sakit.
2. Di jantung
Penggumpalan darah dapat terjadi di jantung, sehingga memotong aliran darah kritis dan mengakibatkan serangan jantung. Gumpalan darah di jantung dapat menyebabkan gejala seperti:
- Sakit dada
- Sakit kepala ringan
- Sesak napas
- Rasa sakit di lengan, leher, punggung, atau rahang
- Berkeringat
- Mual atau mulas
- Jantung berdebar kencang
Ketika gumpalan berkembang di jantung, itu disebut trombosis arteri koroner. Gumpalan ini biasanya terjadi ketika jaringan lemak yang terbentuk di arteri jantung putus dan menghalangi aliran darah ke jaringan jantung. Ketika aliran darah ini dihentikan, jaringan jantung tidak bisa mendapatkan oksigen dan nutrisi lainnya.
3. Di perut
Gumpalan darah yang berkembang di perut dapat menargetkan berbagai organ, sehingga gejalanya bervariasi dari orang ke orang. Beberapa orang mungkin tidak merasakan gejala apa pun. Gumpalan yang berkembang di perut adalah bentuk deep vein thrombosis (DVT) dan dapat menyebabkan gejala seperti:
- Sakit perut yang parah
- Sakit perut yang datang dan pergi
- Mual
- Muntah
- Tinja berdarah
- Diare
- Kembung atau bengkak di perut
4. Di otak
Gumpalan darah di otak juga dikenal sebagai stroke. Ketika hal ini terjadi, darah tidak dapat membawa oksigen ke otak, yang mengakibatkan hipoksia. Jaringan otak tidak dapat bertahan hidup tanpa pasokan oksigen yang konstan, dan hipoksia dapat menyebabkan gejala yang parah dan bahkan kematian.
Penggumpalan darah di otak akan menyebabkan semua gejala stroke, seperti:
- Kelumpuhan
- Mati rasa atau kelemahan di lengan, wajah, dan kaki, terutama di satu sisi tubuh
- Kesulitan berbicara atau memahami orang lain
- Kebingungan, disorientasi, atau kurangnya daya tanggap
- Perubahan perilaku yang tiba-tiba, terutama peningkatan agitasi
- Masalah penglihatan, seperti kesulitan melihat di satu atau kedua mata dengan penglihatan yang menghitam atau kabur, atau penglihatan ganda
- Kesulitan berjalan
- Kehilangan keseimbangan atau koordinasi
- Pusing
- Sakit kepala parah dan tiba-tiba dengan penyebab yang tidak diketahui
- Kejang
- Mual atau muntah
5. Di paru-paru
Penggumpalan darah yang mengalir ke paru-paru disebut emboli paru. Gejala yang bisa menjadi tandanya adalah:
- Sesak napas mendadak yang tidak disebabkan oleh olahraga
- Sakit dada
- Palpitasi, atau detak jantung yang cepat
- Masalah pernapasan
- Batuk darah