Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Deep vein thrombosis disingkat DVT adalah pembekuan darah dalam vena kaki atau panggul, yang dapat mengakibatkan pulmonary embolism (PE) jika gumpalan tersebut pecah dan berpindah ke paru-paru. DVT dan PE merupakan bagian dari kondisi yang disebut tromboemboli vena.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DIkutip dari Medical News Today, DVT memerlukan perhatian medis segera karena PE dapat berbahaya. 10 hingga 30 persen orang dengan DVT di kaki mengalami komplikasi fatal dalam satu bulan setelah diagnosis.
Gumpalan darah ini dapat terbentuk di berbagai pembuluh darah, termasuk lengan, dan DVT sering menjadi penyebab kematian di negara maju.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada kebanyakan orang, DVT hanya berkembang dalam satu kaki. Namun, pada kasus yang langka, kedua kaki dapat mengalami DVT. Beberapa gejala DVT yang dapat dikenali yaitu:
- Rasa sakit di anggota tubuh yang terkena yang dimulai di betis
- Pembengkakan di anggota tubuh yang terkena
- Rasa hangat di daerah kaki yang bengkak dan menyakitkan
- Kulit merah atau berubah warna
Jika penggumpalan darah bergerak ke paru-paru, gejala berikut mungkin mengindikasikan munculnya PE:
- Napas lambat atau sesak napas tiba-tiba
- Nyeri dada, biasanya lebih parah saat bernapas dalam-dalam
- Napas cepat
- Detak jantung yang lebih cepat
Meskipun jarang terjadi pada anak-anak, angka kejadian DVT dapat bervariasi sesuai usia. Selain itu, ada banyak hal yang dapat meningkatkan peluang seseorang untuk mendapatkan DVT. Dilansir dari Web MD, berikut adalah beberapa faktor risiko yang paling umum:
- Usia, DVT dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi risikonya lebih besar setelah memasuki usia 40 tahun.
- Duduk dalam waktu lama. Ketika duduk untuk waktu yang lama, otot-otot di kaki bagian bawah tetap diam. Hal ini membuat darah sulit beredar, atau bergerak, sebagaimana mestinya.
- Istirahat di tempat tidur. Ketika berada di rumah sakit untuk waktu yang lama, hal ini juga dapat menjaga otot tetap diam dan meningkatkan peluang seseorang terkena DVT.
- Hamil memberi lebih banyak tekanan pada pembuluh darah di kaki dan panggul. Gumpalan darah ini juga dapat terjadi hingga 6 minggu setelah melahirkan.
- Orang dengan obesitas memiliki risiko DVT yang lebih tinggi.
- Masalah kesehatan yang serius. Kondisi seperti penyakit radang usus, kanker, dan penyakit jantung dapat meningkatkan risiko seseorang terkena DVT.
- Gangguan darah bawaan tertentu. Beberapa penyakit yang terjadi dalam keluarga dapat membuat darah lebih kental dari biasanya atau menyebabkannya menggumpal lebih dari yang seharusnya.
- Cedera pada vena. Hal ini bisa disebabkan oleh patah tulang, operasi, atau trauma lainnya.
- Merokok dapat membuat sel-sel darah lebih lengket dari yang seharusnya. Hal ini juga dapat merusak lapisan pembuluh darah sehingga memudahkan pembentukan gumpalan.
- Pil KB atau terapi penggantian hormon dapat meningkatkan kemampuan darah untuk menggumpal.
- Infeksi yang terjadi di dalam darah, vena, atau di tempat lain dapat menyebabkan DVT.
- Peradangan yang disebabkan oleh infeksi, operasi, cedera, atau penyebab lainnya juga dapat meningkatkan DVT.
- Kolesterol tinggi juga menyebabkan seseorang terkena DVT.