Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

7 Alternatif Susu Hewani Selain Susu Sapi

Berikut susu hewani yang bisa dikonsumsi sebagai alternatif selain susu sapi.

19 September 2024 | 06.55 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Susu menjadi minuman yang bisa diminum semua orang, mulai dari anak-anak hingga lansia. Hal ini karena kandungan nutrisi pada susu yang baik bagi tubuh. Susu kaya akan vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setidaknya sekitar 85 persen susu yang ada di dunia berasal dari sapi. Hal ini dikarenakan sapi memiliki produktifitas yang tinggi dalam memproduksi susu. Ternyata, selain susu sapi, ada banyak susu hewani yang bisa dikonsumsi. Tentunya dengan berbagai kandungan nutrisi yang ada di dalamnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari berbagai sumber, berikut susu hewani yang bisa dikonsumsi selain susu sapi:

1. Susu Kerbau

Susu kerbau banyak dikonsumsi di daerah Asia. Di negara-negara seperti India dan Pakistan, susu kerbau lebih banyak dikonsumsi ketimbang susu sapi. Susu kerbau mengandung 7,3 persen lemak, 3,8 protein, dan 5,2 laktosa. Sedikit lebih tinggi jika dibandingkan oleh susu sapi. Rasanya cenderung creamy, lembut dan sedikit beraroma kacang. Hal ini yang membuat masyarakat Aisa lebih memilih susu sapi dari pada susu sapi.

Karena susu kerbau memiliki globula lemak yang lebih besar daripada susu sapi, susu kerbau lebih sulit dicerna. Bahkan, susu kerbau memiliki partikel lemak terbesar di antara susu yang umum dikonsumsi. Jadi, jika Anda mengalami masalah pencernaan dengan susu sapi, sebaiknya hindari susu kerbau.

2. Susu Kambing

Susu kambing memiliki komposisi yang sama dengan susu sapi. Karena mirip dengan susu sapi dalam hal kandungan lemak dan protein, susu kambing telah direkomendasikan sebagai pengganti ideal bagi pasien yang menderita alergi susu sapi. Sekitar 70 persen orang yang alergi susu sapi dapat mentoleransi susu kambing dengan baik.

Susu ini dapat menjadi pengganti minuman sehat karena rendah lemak dan kaya protein serta kalsium. Keunggulan susu ini adalah mudah dicerna dan mengurangi peradangan. Sedangkan kelemahannya tidak cocok untuk orang yang alergi laktosa.

Susu kambing lebih rendah dalam vitamin B9 dan vitamin B12, tetapi lebih tinggi dalam vitamin A dibandingkan susu sapi. Susu kambing juga mengungguli susu sapi dalam jumlah prebiotik, yaitu karbohidrat yang mendukung bakteri baik di usus.

3. Unta

Susu unta lebih populer di Uni Emirat Arab. Minuman putih dengan rasa manis dan sedikit asin ini dipercaya dapat menyembuhkan penyakit. Hal ini dikarenakan susu unta lebih kaya daripada susu sapi dalam niacin, kalsium, magnesium, kalium, dan tembaga.

Secara khusus, susu unta mengandung lima kali lebih banyak vitamin C dan 10 kali lebih banyak zat besi. Dengan faktor imun dan promotor pertumbuhan. Selain itu, susu unta memiliki globula lemak terkecil di antara susu yang umum dikonsumsi.

Susu unta sulit diubah menjadi mentega atau keju. Namun, globula lemak kecil ini membuat susu mudah dicerna. Susu ini juga hanya mengandung protein beta-casein A2, bukan protein beta-casein A1 yang menyebabkan peradangan, sehingga lebih nyaman dikonsumsi dan dicerna di perut dibandingkan susu sapi.

4. Susu Domba

Pilihan susu hewani selanjutnya adalah susu domba. Susu yang satu ini lebih kaya vitamin A, kompleks vitamin B, vitamin C, vitamin D, dan vitamin E dibandingkan susu sapi. Ia juga mengungguli susu sapi dalam hal mineral seperti kalsium, fosfor, kalium, magnesium, dan seng. Susu domba juga mengandung konsentrasi yang lebih tinggi dari sembilan asam amino esensial.

Warnanya cenderung lebih kuning jika dibandingkan dengan susu sapi. Meskipun susu domba mengandung jumlah laktosa yang mirip dengan susu sapi, susu domba memiliki proporsi asam lemak rantai sedang dan rantai pendek yang jauh lebih tinggi, yang membantu dalam penyerapan laktosa. 

Selain itu, globula lemak dalam susu domba lebih kecil daripada globula lemak dalam susu sapi, membuat susu domba lebih mudah dicerna. Karena globula lemak yang lebih kecil ini, susu domba secara alami terhomogenisasi (krim tidak terpisah) sehingga rasanya cenderung creamy.

5. Susu Kuda

Susu kuda biasanya dikonsumsi di Asia Tengah dan Rusia. Mereka mengolah susu kuda menjadi kumys atau susu fermentasi . Kadang-kadang dikonsumsi atau digunakan untuk kosmetik di beberapa negara Eropa. Total produksi susu pada kuda perah lebih sedikit karena kapasitas ambing yang rendah.

Susu kuda sangat rendah lemak.Komposisi asam lemak susu kuda sama dengan komposisi asam lemak makanan yaitu asam linolenat omega-3 yang baik untuk diet konsentrat. Sekitar 90 persen nitrogen susu kuda terkandung dalam protein. Dibandingkan dengan susu spesies lain, susu kuda kaya akan lisozim dan laktoferin.

6. Susu Yak

Susu yak rasanya manis dan memiliki bau khas. Kadar lemak dan proteinnya lebih tinggi sehingga tidak cocok dikonsumsi rutin oleh manusia. Susu berwarna merah muda ini yang mengandung protein ini disebut beastings

Sementara itu, menurut jurnal Scientific Research, susu yak mengandung 16,9 sampai 17,7 persen padatan, 4,9 sampai 5,3 persen protein, 5,5 sampai 7,2 persen lemak, 4,5 sampai 5 persen laktosa, dan 0,8 hingga 0,9 persen mineral. Lemak susu yak lebih kaya akan asam lemak tak jenuh ganda, protein, kasein, dan lemak daripada susu sapi.

7. Susu rusa

Susu rusa juga merupakan sumber mineral nutrisi yang sangat kaya, dan kandungan kalsium, fosfor, dan seng jauh lebih tinggi daripada yang ditemukan dalam susu sapi, domba, dan kambing. Perubahan komposisi susu selama periode laktasi serupa dengan yang ditemukan pada ruminansia lainnya.

Uniknya, Susu Rusa mengandung 25 persen padatan susu, dibandingkan dengan susu lain yang mengandung 8 sampai 10 persen padatan. Setengah dari kandungan padatan tersebut adalah lemak susu.

Penelitian telah mengungkap bahwa susu rusa merupakan sumber alami yang kaya akan senyawa lipid bioaktif, termasuk asam lemak omega, fosfolipid, dan gangliosida yang diyakini memainkan peran penting dalam perkembangan otak.

SCIENCE DIRECT | DINAS PETERNAKAN | HEIFER | MAXYE

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus