Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Aksi Heroik Prajurit saat Evakuasi Kapolda Jambi, Ini Reaksi Otak saat Tubuh Berputar-putar

Evakuasi Kapolda Jambi diiringi aksi heroik prajurit yang berputar-putar. Bagaimana kondisi tubuh saat mengalami hal itu

25 Februari 2023 | 12.23 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tindakan heroik seorang prajurit saat mengevakuasi Kapolda Jambi bukan perbuatan sepele. Saat memastikan tandu sampai ke helikopter, tubuhnya berputar-putar dengan cepat dan berhasil menaikkan tandu dengan aman. Kopda Ahmad Novrizal pun duduk seperti tak mengalami kepayahan.

Reaksi prajurit dari Batalyon Komando 462 Kopasgat Pekanbaru itu membuat penasaran. Sebab, pada umumnya orang akan pusing dan hilang keseimbangan ketika tubuhnya berputar-putar.

Seperti saat menaiki wahana roller coaster atau tornado yang membuat tubuh berputar dengan kecepatan tinggi, rasanya, pandangan seolah ikut berputar, pijakan kaki menjadi tidak kokoh, bahkan dunia terasa terbalik. hingga menyebabkan mual dan tidak bisa berdiri.

Reaksi tubuh tersebut merupakan kondisi alami otak yang menerima sinyal yang salah. Namun organ yang terkait dengan kondisi itu adalah telinga. 

Perlu diketahui, indera pendengar manusia tidak hanya berfungsi sebagai alat mendengar semata. Dalam telinga manusia terdapat tiga saluran semisirkularis yang berfungsi sebagai alat gerak atau lebih tepatnya bertugas sebagai alat penyeimbang tubuh.

Dilansir dari laman resmi The University of Newcastle Australia, bagian dalam telinga terdapat struktur labirin yang memiliki tiga kanal setengah lingkaran. Setiap kanal tersebut berisikan cairan yang akan merasakan gerakan. Cairan ini berupa endolymph dan sel-sel saraf sensorik rambut, yang akan memberi tahu kita saat kita bergerak dan berputar. 

Ketika kepala berputar

Saat kepala manusia bergerak, cairan endolymph ikut bergerak yang kemudian membengkokkan rambut rambut saraf sensorik. Saat rambut sensorik menekuk satu arah, sel akan mengirimkan pesan ke otak bahwa kepala akan bergerak ke arah tekukan tersebut.

Ketika kepala manusia bergerak dengan kencang, cairan akan bergerak semakin kencang pula. Inilah yang terjadi ketika kepala pertama kali mulai merasa pusing. Namun, ketika kepala berhenti berputar, cairan endolymph  masih terus berputar maka otak akan mengira kepala berputar ke arah yang berlawanan meskipun badan telah berhenti. Hal inilah yang membuat kepala kembali terasa pusing dan tubuh sulit diseimbangkan karena otak menerima sinyal yang salah.

Saat tubuh kita digerakan berputar-putar maka cairan endolymph akan mengikuti putaran tubuh. Selanjutnya rambut sensorik akan mengirimkan sinyal ke otak untuk menyesuaikan diri. Saat itu  juga kita akan melihat lingkungan sekitar seperti bergerak padahal tidak. 

Jangan langsung berdiri ketika pusing

Setelah tubuh berputar dianjurkan untuk tidak langsung berdiri, ini bertujuan agar kita tidak pusing dan mual. Saat tubuh diputar-putar langsung berhenti, jangan langsung berdiri namun duduk beberapa saat terlebih dahulu. Ini dilakukan supaya cairan endolymph kembali normal, selanjutnya otak akan mengirim sinyal ke tubuh untuk keseimbangan diri. 

Dan sebaliknya, jika kita langsung berbaring setelah berputar sangat cepat, otak mendapat dua pesan tentang apa yang dilakukan kepala kita (berputar dan berputar, dan berbaring). Kedua pesan ini digabungkan dan mengelabui otak kita sehingga kita merakasan bahwa dunia ini miring.

Cairan dalam telinga ini sangat sensitif terhadap gerakan kepala. Ketika kita mencoba memiringkan kepala saja, otak akan langsung bereaksi menyeimbangkan tubuh. Tanpa kita sadari, Ketika kita menggerakkan kepala maka saat bersamaan juga menggerakkan mata. Saat kita memutar kepala ke satu arah maka mata bergerak ke arah yang berlawanan. Inilah sebabnya kita dapat dengan jelas melihat rambu-rambu jalan di dalam mobil yang bergelombang tanpa rambu tersebut menjadi buram. 

Reseptor di telinga dan mata mengirimkan pesan yang bertentangan ke otak. Dalam waktu sejenak dapat mengacaukan mekanisme keseimbangan tubuh. Itulah sebabnya kita merasakan pusing ketika berada dalam mobil. Keseimbangan tubuh kita diatur juga oleh otak yang dibantu telinga. 

Meskipun memutarkan tubuh terlihat sepele dan tidak berdampak pada tubuh, sebaiknya kurangi kegiatan tersebut karena dapat memicu terjadinya gejala vertigo, yaitu rasa pusing seolah-olah dunia terbalik.

KHUMAR MAHENDRA

Pilihan Editor: Kapolda Jambi dan Rombongan Berhasil Dievakuasi, Berikut Kronologinya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus