Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Rappeling Perlancar Evakuasi Kapolda Jambi dan Ronbongan, Teknik yang Digunakan Para Pendaki

Proses evakuasi Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono dan rombongan berhasil dilaksanakan, salah satunya dengan menerapkan teknik rappeling. Apakah itu?

25 Februari 2023 | 17.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Proses evakuasi Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono dan rombongan berhasil dilaksanakan. Setelah melalui berbagai cara, salah satunya dengan teknik rappeling membantu memudahkan penyelamatan korban helikopter yang mendarat darurat di daerah Kerinci, Jambi itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Apalah Anda pernah mendengar teknik rappelling? teknik rappelling atau teknik turun tebing adalah teknik yang digunakan untuk menuruni sebuah tebing ketika pendaki berhasil mendaki sebuah puncak.

Apakah Itu Rappeling?

Dilansir dari Blueridgeoutdoors.com teknik rappelling atau abseiling pertama kali dipraktikkan saat Charles turun dari Petit Dru, yaitu puncak tajam di Pegunungan Alpen Prancis pada tahun 1876. Pada pergantian abad rappelling semakin populer di seluruh dunia pendakian dan mengalami perkembangan lebih jauh lagi. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada olahraga rappelling terdapat tiga jenis utama. Teknik rappell standar, dimana punggung pendaki menghadap ke tanah sambil menuruni tebing. Rappel bebas adalah teknik yang sering dilakukan pada kondisi digantung di ruang terbuka, lalu meluncur ke bawah dengan tali yang kokoh. Rappel Australia, yaitu menempatkan pendaki untuk menghadap ke bawah saat turun.

Ketika melalukan teknik rappelling seorang pendaki akan menggunakan tali rappel yang berfungsi sebagai jalur lintasan dan tempat bergantung. Teknik rappeling untuk menuruni tebing bisa dibilang sepenuhnya bergantung pada peralatan. Dalam teknik rappelling, sebagian pemanjat menggunkana gaya berat tubuh dan gaya tolak kaki pada tebing. Hal ini bertujuan sebagai pendorong ketika menuruni sebuah tebing. Selanjutnya pendaki akan menggunakan satu tangan untuk mengatur keseimbnagan dan satu tangan lainnya mengatur kecepatan turun.

Teknik rappelling yang digunakan dalam Angkatan berbeda dengan rappelling pendaki. Dikutip dari laman resmi TNI Angatakan Udara, teknik rapelling adalah suatu manuver pesawat dalam suatu kegiatan operasi. Teknik rapelling dilakukan dengan cara dropping pasukan dengan tali khusus pada tempat yang tidak bisa mendaratkan pesawat. Tali khusus rappeling mampu menahan bebean lebih kurang 300 kg dengan panjang tali 33 meter atau 100 feet. 

Pesawat biasanya menggunakan kedua sisi pintu pesawat saat melaksanakan rappelling. Selanjutnya melaksanakan hover atau terbang tetap pada ketinggian 70 feet AGL. Tali akan diturunkan lebih 2 meter di atas permukaan tanah. Ini bertujuan untuk safety pasukan yang akan meluncur. 

Teknik rappeling juga digunakan oleh tim SAR untuk menuruni medan yang curam. Pada medan yang curam menggunakan peralatan mountaineering, seperti karnmantel, tali body, figur, karabiner dan lainnya. Tim SAR melakukan teknik ini untuk mengevakuasi korban kebakaran di gedung bertingkat dan musibah di perairan.

Teknik Rappeling

Disabit dari penelitian Qisthon Bima Qodarullah Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, terdapat beberapa variasi dalam melakukan teknik rappelling. di antarnya:

1. Body Rappel, yaitu hanya menggunakan satu tali yang dililitkan di tubuh atau ke badan. Pada teknik ini terjadi gesekan antara badan dan tali sehingga badan yang terkena gesekan akan merasakan panas.

2. Brakebar Rappel, yaitu memakai sling, carabiner, tali dan brakebar. Teknik ini memiliki modifikasi lain, yaitu descender. Pemakaiannya hampir serupa dengan teknik brakebar namun gaya geseknya diberikan ke descender.

3. Sling Rappel yaitu memakai sling, carabiner dan tali. Cara ini paling banyak digunakan karena tidak memerlukan peralatan lain. Jenis simpul yang digunakan adalah jenis Italian hitch yang nilai cukup aman.

4. Arm Rappel yaitu memakai tali yang dililitkan pada kedua tangan pendaki lewat bagian belakang dada. Teknik ini digunakan pada tebing yang tidak terlalu curam. Dalam menerapkan teknik ini, diusahakan badan tetap tegak lurus pada tebing dan jangan terlalu cepat menuruni tebing. Serta usahakan menuruni sedikit demi sedikit untuk menghindari benturan badan pada tebing dan gesekan antara tubuh dengan tali.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus