Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Anies Baswedan Kenakan Topi Sambolo, Begini Makna Penutup Kepala Khas Kota Bima

Anies Baswedan mengunjungi Kota Bima, Nusa Tenggara Barat mengenakan topi sambolo. Apa makna pakaian adat tradisional ini?

1 Februari 2023 | 19.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Anies Baswedan mengenakan topi khas Bima, yakni Sambolo. Instagram/aniesbaswedan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Calon Presiden pada Pilpres 2024, Anies Baswedan mengunjungi Lapangan Serasuba, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Anies diusung oleh Partai Nasional Demokrat (Nasdem) untuk maju menjadi calon pemimpin Indonesia kelak. Hal ini pun disambut baik dan hangat oleh para masyarakat, khususnya masyarakat Bima yang daerahnya dikunjungi oleh Anies. Mencoba tampil berbeda dari biasanya, setibanya di Kota Bima, Anies menggunakan salah satu pakaian adat daerah setempat yang berupa topi sambolo. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melansir budaya-indonesia.org, topi sambolo merupakan ikat kepala yang terbuat dari kain tenun dan memiliki motif menyerupai sarung songket untuk para laki-laki Suku Bima. Tidak hanya topi, laki-laki suku itu juga menggunakan sejenis kemeja lengan panjang dan kerah pendek. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pakaian adat Bima memiliki bentuk yang beragam, tetapi topi sambolo digunakan dalam setiap jenis pakaian laki-laki tersebut. Pertama, pakaian rakyat biasa (Kani Cila Mboko). Pakaian ini digunakan oleh rakyat Bima biasa yang umumnya adalah petani.

Pada waktu turun ke sawah, petani mengenakan celana pendek dan baju berlengan pendek. Di kepala ia memakai sarau (caping). Sementara itu, di pinggang diselipkan cila mboko, yaitu parang yang ujungnya melengkung tajam. Sarungnya dipakai dengan cara nggondo tembe yang artinya diselempangkan di bahu.

Lalu, ketika tidak berada di sawah berarti sedang di rumah atau bepergian, seorang laki-laki Bima berpakaian tembe (sarung) di luar celana pendeknya dengan baju berlengan pendek atau lengan panjang. Sarungnya adalah sarung tenunan para perempuan di kampung tersebut yang dibuat dari benang pintalan sendiri, benang katun, atau faber berwarna-warni dengan corak kotak-kotak.

Kedua, pakaian adat resmi Suku Bima. Pakaian ini biasanya dipakai untuk laki-laki yang bertugas sehari-hari di Istana Sultan. Kain yang dipakai ketika berbusana dengan pakaian ini adalah kain sarung tenunan Bima, bisa dari bahan benang katun atau sutra dengan corak kotak-kotak dan warna beraneka ragam.

Cara memakai kain sarung bagi laki-laki Bima disebut katenten tembe, yaitu sarung dilipat tengah di bagian depan kemudian digulung sedikit agar semakin kencang ikatannya. Baju dalam pakaian ini adalah jas tutup putih dengan kancing-kancing di muka dan di lengan yang dipakai di Iuar sarung. Lalu, bagian pinggang dililitkan salampe, yaitu selendang tenun dengan motif dan warna khusus.

Salampe hanya digunakan laki-laki dengan fungsi untuk mengikatkan keris yang tertancap di pinggang sebelah kiri, sebagaimana dikutip Upacara dan Busana Adat Bima dalam Naskah Abad ke-18 dan ke-19 Daerah Nusa Tenggara Barat

Kedua pakaian adat Suku Bima tersebut, baik pakaian rakyat biasa maupun pakaian adat resmi mengharuskan laki-laki mengenakan topi atau ikat kepala sambolo. Umumnya, sambolo digunakan dengan berdasarkan status sosial pemakaian. Adapun, cara pemakaiannya terdiri dari dua bentuk.

Bentuk Pertama

Kain sambolo dengan bentuk persegi empat dilipat menjadi segitiga. Kemudian, bagian yang panjang dilipat sampai dua atau tiga kali. Sisa segitiga bagian ujung satunya dilipat ke dalam dan yang lainnya dilipat keluar. lkatan ini dililit di kepala dengan bagian lipatan di sebelah kanan dan kedua ujung diikat di sebelah kiri kepala. Cara ini cocok digunakan untuk pakaian adat resmi Suku Bima.

Bentuk Kedua

Bentuk kedua ini biasanya digunakan oleh rakyat biasa. Cara pemakaiannya sama dengan bentuk pertama. Namun, perbedaannya adalah pada bentuk kedua ikatannya dililit di kepala dengan bagian lipatan di sebelah kiri. 

Saat mengunjungi Kota Bima, Anies Baswedan tampak menggunakan sambolo berwarna biru dilengkapi baju senada berwarna biru, rompi biru tua, dan celana hitam. 

RACHEL FARAHDIBA R 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus