Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Antraks Gunungkidul, Apa Bakteri Penyebab Penyakit Itu?

Di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta ditemukan kasus antraks

6 Juli 2023 | 10.14 WIB

Ilustrasi seekor sapi. wikipedia.org
Perbesar
Ilustrasi seekor sapi. wikipedia.org

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta ditemukan kasus antraks. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menjelaskan, Gunungkidul penemuan kasus antraks yang nyaris terus berulang tiap tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pekan ini kasus antraks Gunungkidul dengan laporan sedikitnya 87 warga positif dan satu di antaranya meninggal. "Kasus ini tidak hanya terjadi sekarang, dua tahun lalu juga terjadi, kalau tidak di Gunungkidul, ya di Kabupaten Sleman," kata Sultan HB X, Rabu, 5 Juli 2023.

Apa itu antraks?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Merujuk Centers for Disease Control and Prevention (CDC), antraks penyakit menular tersebab  bakteri gram positif berbentuk batang yang dikenal sebagai Bacillus anthracis. Muncul alami di tanah, biasanya mempengaruhi hewan peliharaan dan liar. Binatang terinfeksi ketika menghirup dan menelan spora di tanah, tumbuhan, atau air yang terkontaminasi. Hewan yang rentan terinfeks sapi, domba, kambing, antelop, dan rusa. 

Orang bisa terinfeksi antraks tersebab kontaminasi hewan yang sakit. Orang terinfeksi antraks saat spora masuk ke dalam tubuh. Bakteri bisa berkembang menyebar dalam tubuh, menghasilkan racun, dan mengakibatkan penyakit parah. Konsumsi makanan atau minum air yang terkontaminasi spora bisa berakibat infeksi bakteri. Penyebab lainnya menghirup atau papara spora dari luka di kulit.

Antraks menyebabkan penyakit parah antara hewan dan manusia. Tapi, antraks tidak menular langsung antarorang, seperti pilek atau flu.

Soal kasus antraks di Gunungkidul,  menurut Sultan pemicu terinfeksi masih sama. Hewan ternak yang diketahui sudah positif dan mati, kemudian tetap dikonsumsi warga. Ada hewan ternak yang sudah dikuburkan, kemudian digali lagi kuburnya untuk dikonsumsi.

"Warga merasa eman-eman (menyayangkan sia-sia), sudah tahu ada sapi antraks lalu mati mendadak. Tapi, tetap dimakan bersama, pengalaman di Gunungkidul kan sebelumnya juga begitu," kata Sultan.

Ia menambahkan, kebiasaan warga mengonsumsi ternak yang sudah mati itu perlu perhatian khusus. Sebab, perilaku itu sangat berisiko dan menyebabkan kasus berulang setiap tahun, bahkan berakibat korban meninggal akibat antraks.

Penyebab antraks

Mengutip Healthline, orang bisa tertular melalui kontak langsung maupun tidak, karena menyentuh, menghirup, atau menelan spora antraks. Ketika spora antraks masuk ke dalam tubuh, bakteri akan berkembang biak, menyebar, dan menghasilkan racun.

Hewan

Manusia tertular antraks melalui:

- Paparan terhadap hewan ternak atau liar yang terinfeksi

- Paparan produk hewan yang terinfeksi, seperti wol atau kulit

- Menghirup spora, biasanya selama pemrosesan produk hewan yang terkontaminasi (antraks inhalasi)

- Mengonsumsi daging kurang matang dari hewan yang terinfeksi (antraks gastrointestinal)

TIM TEMPO | HEALTHLINE | CDC

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus