Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Apa itu second choice dalam sebuah hubungan? Istilah second choice sering digunakan oleh generasi muda saat ini. Penggunaan istilah second choice merujuk pada pilihan kedua alias bukan jadi prioritas utama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Umumnya istilah second choice digunakan dalam persoalan hubungan. Baik itu hubungan kepada pasangan ataupun kepada anggota keluarga dan teman atau kerabat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut ini penjelasan apa itu second choice, ciri-ciri, hingga cara mengatasinya bila Anda menjadi pihak second choice dalam suatu hubungan.
Apa Itu Second Choice?
Berdasarkan asal katanya yakni Bahasa Inggris, second choice artinya pilihan kedua. Pemahaman lainnya yang lebih spesifik khususnya dalam persoalan hubungan mengartikan bahwa second choice bukan pilihan utama atau prioritas.
Second choice dalam suatu hubungan mengacu pada situasi di mana seseorang merasa dirinya bukanlah prioritas utama dalam kehidupan pasangannya.
Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan perasaan ketika seseorang merasa seperti "pilihan kedua," bukan orang yang paling diinginkan atau diutamakan dalam hubungan.
Perasaan menjadi second choice bisa sangat menyakitkan karena menimbulkan rasa tidak dihargai dan kurangnya keamanan emosional dalam hubungan. Hal ini sering memengaruhi kepercayaan diri seseorang dan kesehatan hubungan secara keseluruhan.
5 Ciri-Ciri Terjebak dalam Hubungan Second Choice
Baik orang yang merasa sedang menjadi second choice maupun orang yang menjadikan orang lain sebagai second choice tanpa sadar, keduanya memiliki persoalan mental masing-masing dalam menjalani hubungan.
Deteksi sejak dini bila Anda sedang terjebak di hubungan second choice, di antaranya sebagai berikut.
1. Pasangan Menghabiskan Waktu Lebih Lama dengan Orang Lain
Orang lain dalam hal ini bisa jadi dalam bentuk perorangan atau tidak. Berarti pasangan Anda lebih sering menghabiskan waktu dengan orang lain atau keluarganya atau teman-temannya.
2. Kurang Kepekaan
Pasangan kurang peka atau kurang sensitif terhadap apa yang Anda butuhkan dari segi perasaan dan emosional. Berbeda bila Ia berhadapan dengan orang lain, justru perilakunya jauh lebih responsif dan perhatian.
3. Kurang Komunikasi Terbuka
Dalam kondisi ini, pasangan kurang berkomunikasi atau melibatkan Anda dalam banyak keputusan pentingnya. Seluruh perasaan, pikiran hingga rencananya hanya dipikirkan sendiri.
4. Apa Peran Anda dalam Hubungan?
Kemudian mulai muncul pertanyaan, apa peran Anda dalam hubungan ini? Anda akan merasa tidak dihargai apalagi diakui dalam menjalani hubungan tersebut.
5. Apakah Anda Masih Jadi Prioritasnya?
Bila pertanyaan ini Anda tanyakan kepada pasangan, tentu jawabannya masih. Namun evaluasi lagi bagaimana komunikasi dan hubungan Anda.
Apakah pasangan lebih mudah membuat janji dan komitmen dengan orang lain ketimbang dengan Anda?
Cara Mengatasi Hubungan Second Choice
Bila tidak segera diatasi, orang yang merasa sedang berada di hubungan second choice akan terus merasa tidak diprioritaskan, merasa sepi, cemas, kurang percaya diri, hingga merasa tidak ada kepastian dalam menjalani hubungan tersebut.
Berikut ini cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi hubungan second choice tersebut, di antaranya:
- Mulai biasakan untuk berkomunikasi secara terbuka kepada pasangan lebih dulu, utarakan dengan jujur apa fakta dan yang Anda rasakan.
- Tentukan batasan yang jelas dalam hubungan Anda sehingga Anda akan merasa lebih dihargai.
- Luangkan waktu bersama pasangan untuk mengikat koneksi emosional yang hilang
- Lakukan introspeksi diri satu sama lain.
- Terapkan me time untuk diri sendiri sehingga Anda bisa mengembangkan lagi rasa percaya diri.
HERZANINDYA MAULIANTI, berkontribusi dalam artikel ini.
Pilihan Editor: 5 Sinyal Positif yang Dibutuhkan dalam Hubungan Jangka Panjang