Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Apa yang Menyebabkan Seseorang Sakit Mata Silindris?

Sakit mata silindris atau astigmatisme ialah kondisi kaburnya penglihatan mata dapat terjadi dalam kombinasi rabun jauh atau rabun dekat,

21 Agustus 2021 | 06.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar
ilustrasi periksa mata (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sakit mata silindris atau dikenal juga astigmatisme ialah kondisi kaburnya penglihatan mata. Meski kerap dibawa sejak lahir, astigmatisme dapat pula terjadi dalam kombinasi rabun jauh maupun rabun dekat, dengan solusi pengobatan mengenakan lensa korektif maupun melalui jalan operasi.

Mengutip penjelasan medis AOA pada laman www.aoa.org, kondisi astigmatisme terjadi ketika kornea (penutup depan mata yang bening) berbentuk tidak teratur, atau akibat kondisi kelengkungan lensa di dalam mata. Terjadinya astigmatisme juga dapat disebabkan beberapa faktor lain, seperti keturunan atau bawaan sejak lahir, mengalami cedera mata atau pasca operasi mata, dan akibat kondisi keratoconus (penipisan kornea mata).

Berdasar kondisinya, astigmatisme dapat dibedakan menjadi dua:

Pertama, silindris reguler, kondisi ketika dua kelengkungan (disebut meridian) dari astigmatisme tegak lurus satu sama lain (terpisah 90 derajat). Kebanyakan orang dengan astigmatisme ini juga disebut astigmatisme biasa.

Kedua, silindris tidak beraturan, yaitu ketika dua meridian astigmatisme tidak tegak lurus, kondisi ini disebut pula astigmatisme tidak umum.

Apa saja gejala astigmatisme?

Vision Center pada laman resminya visioncenter.org, gejala umum yang bisa dikenali dari kondisi astigmatisme meliputi penglihatan kabur jauh dan dekat, penglihatan berfluktuasi, ketegangan mata, sakit kepala, dan mungkin kesulitan melihat di malam hari.

Pasien dengan astigmatisme ringan mungkin tidak melihat gejala dan memiliki penglihatan yang baik tanpa keluhan apapun, sementara pasien astigmatisme sedang dan lebih tinggi biasanya memiliki masalah penglihatan dan memerlukan kacamata atau kontak lensa.

Bagaimana mengobati astigmatisme?

Melansir artikel medis Healthline di laman healthline.com, pada kasus astigmatisme ringan mungkin tidak memerlukan pengobatan. Namun, dokter mungkin mengobati astigmatisme yang menyebabkan gangguan penglihatan menggunakan salah satu dari metode berikut ini:

1. Lensa korektif

Kacamata atau lensa kontak korektif menjadi perawatan paling umum dan tidak invansif untuk penderita astigmatisme.

2. Orthokeratologi (Ortho-K)

Orthokeratology (Ortho-K) adalah perawatan menggunakan lensa kontak kaku untuk mengoreksi kelengkungan kornea yang tidak teratur untuk sementara waktu. Waktu penggunaan lensa kontak ini biasanya terbatas, yaitu saat tidur malam hari.

3. Operasi

Tindakan operasi refraktif biasanya dilakukan pada kasus sakit mata astigmatisme yang parah. Operasi ini melibatkan penggunaan laser atau pisau kecil untuk membentuk kembali kornea mata. Jalan operasi refraktif mampu memperbaiki astigmatisme pasien secara permanen.

DELFI ANA HARAHAP

Baca: Jangan Anggap Remeh Iritasi Mata, Waspadai Efeknya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus