Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gatsbying diartikan sebagai mengunggah video, foto, atau swafoto bertujuan agar dilihat gebetan, dilansir Newsdelivers. Penyebutan gatsbying terinspirasi dari karakter Mr. Gatsby dalam novel yang diadaptasi menjadi film The Great Gatsby (2013). Tokoh Gatsby digambarkan sering mengadakan berbagai pesta mewah hanya untuk menarik perhatian Daisy, perempuan yang disukainya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Mirror, istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh Matilda Dods, supermodel Australia. Matilda Dods awalnya hanya meminta temannya untuk mengambil video dirinya dan mengunggah ke media sosial. Matilda mengecek media sosialnya untuk memantau gebetannya jika melihat video yang diunggahnya itu atau tidak. Matilda Dods dan sahabatnya menemukan istilah baru yang kini menjadi populer.
Kemungkinan lain potensi gatsbying
Menurut pegiat digital dan pakar kencan daring (online), Julie Spira mengatakan ada beberapa faktor masalah gatsbying. Menurut Spira, gatsbying terlalu menekankan makna di balik pertukaran media sosial. Misalnya, berapa kali tanpa sadar menekan suka atau like di foto tanpa memikirkan itu. Seseorang menyentuh like di foto tak berarti berfantasi menjadi kekasih.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Menyukai dan berkomentar mungkin memberi perasaan yang salah, seseorang tertarik kepada Anda,” kata Spira seperti dikutip dari Elite Daily.
Sama seperti like atau komentar seseorang tak menjamin kepastian menyukai. Spira mencatat, kurang respons seseorang bukan berarti tidak menyukai. Jika berusaha keras untuk menarik perhatian orang yang disukai, tapi tidak juga merespons, itu berpotensi menjadi bumerang dan memicu rasa tak nyaman.
Sebab, bisa saja gebetan tertarik, tapi tidak melihat fotonya. Spira menjelaskan, jika gebetan tidak banyak beraktivitas di media sosial, maka upaya gatsbying akan sia-sia. Menurut Spira, terkadang orang melakukan gatsbying untuk merayu kembali mantan pacar. Tapi bisa juga hanya untuk membuktikan kepada mantan pacarnya tentang suatu hal betapa hebatnya hidup orang itu sekarang.
Spira menjelaskan, orang yang sudah putus menggunakan metode tetap terhubung ini dengan memposting foto saat liburan atau di tempat yang dulu biasa dikunjungi bersama mantan pacarnya. "Itu untuk melihat apakah dia masih peduli, atau untuk menjaga pintu terbuka untuk mendapat kesempatan kembali bersama pada masa depan,” kata Spira.
Apakah gatsbying pendekatan yang efektif?
“Jika Anda membangun daya tarik secara bertahap menjadi bagian dari media sosial, itu cara perlahan-lahan memulai pacaran. Tapi, mungkin masih tetap berada di zona pertemanan,” ucap Spira.
Gatsbying mungkin saja menawarkan kesempatan untuk memikat perhatian orang yang disukai. Mungkin juga mengisyaratkan kemungkinan menyukai. Tapi sisi buruknya, gatsbying hanya memberi harapan palsu atau sebaliknya persepsi yang tak akurat, misalnya gebetan tidak menyukai. Media sosial bukan sistem pengukuran yang pasti untuk minat seseorang.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.