Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Tingkat kunjungan mal belum mencapai angka sebelum pandemi Covid-19.
Satu strategi yang ditempuh pengelola adalah menghadirkan arena bermain anak.
Playground mengukuhkan fungsi mal sebagai tempat rekreasi, bukan sekadar pusat belanja.
Sudah lebih dari enam bulan sejak Presiden Joko Widodo mencabut kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Bagi pusat belanja, ini saatnya memulihkan diri dari mati suri selama masa pandemi Covid-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kantoro Permadi, Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Persatuan Pusat Belanja Indonesia (APPBI), mengatakan volume pengunjung jauh meningkat dibanding pada masa wabah. Namun belum semua lokasi mencapai tingkat kunjungan normal. “Recovery rate-nya bervariasi dan sebagian besar belum seratus persen,” kata dia kepada Tempo, Rabu, 21 Juni 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kantoro mengapresiasi regulasi-regulasi yang mendukung kembali bergeliatnya aktivitas masyarakat. Namun hal itu tak cukup untuk mengembalikan angka kunjungan seperti sebelum masa wabah. Dia mengatakan pandemi mendorong perubahan gaya hidup dan pergeseran preferensi konsumen. Kemunculan e-commerce juga menjadi faktor yang berkontribusi terhadap penurunan angka kunjungan ke mal-mal di perkotaan.
Selain menghadapi masalah penurunan jumlah kunjungan, pengelola mal dan toko di dalamnya harus putar otak untuk mendongkrak volume transaksi. “Ini dua hal yang berbeda karena beberapa yang berkunjung tidak berbelanja,” kata Kantoro.
Wahana bermain anak di Emporium Mal, Jakarta, Jakarta, 21 Juni 2023. Tempo/Ilona Esterina
Menurut Kantoro, jumlah transaksi tidak bisa dikaitkan dengan kunjungan karena ada mal yang kunjungannya belum semaksimal 2019 tapi toko-tokonya tetap bertahan dengan kondisi yang sama dan produknya masih disukai. ”Jadi, untuk menaikkan tingkat transaksi harus punya strategi yang lain lagi,” ujarnya.
Toko yang bertahan biasanya punya produk dan konsep menarik. “Ketika toko tersebut produknya kurang update dan kurang relevan, tentunya terjadi pergantian," kata Kantoro. Menurut dia, masyarakat punya banyak alasan datang ke pusat belanja. "Tak hanya membeli barang, tapi juga bisa menonton konser, nongkrong, atau sekadar jalan-jalan."
Kantoro mengatakan fungsi mal telah meluas. Tak sekadar menjadi pusat belanja, tapi juga menjadi pusat komunitas. "Beberapa mal ada yang mengusung strategi menghadirkan konsep yang menunjang gaya hidup,” ujar General Manager Pemasaran, Komunikasi, dan Operasi Grand Indonesia itu.
Baca: Liburan di Taman Kota
Salah satu strategi untuk meningkatkan volume pengunjung adalah menghadirkan arena bermain anak. Satu anak yang bermain di playground berarti mal tersebut kedatangan dua pengunjung, yaitu anak dan orang tua. Banyak pula yang membawa serta pengasuh dan kerabat. “Kan, sekarang sudah bebas. Dulu kan banyak larangannya, ada batasan umur juga. Sekarang lebih bebas dan terbuka,” kata Kantoro.
Sebagai contoh, Kanimals Indonesia, playground yang hadir di PIK Avenue, Jakarta Utara, dari 9 Juni hingga 16 Juli mendatang bisa kedatangan hingga 800 orang per hari. "Saat weekend bisa 1.000-1.300 orang," ujar Raynold, Manajer Operasi Kanimals Indonesia, kepada Tempo di lokasi, Rabu, 21 Juni 2023.
Raynold mengatakan bisnis penyedia arena permainan anak ikut terpukul wabah Covid-19. "Sangat bersyukur karena sudah enggak ada pandemi lagi,” ujar dia. Menurut dia, penyedia layanan playground dan mal saling berbagi jumlah konsumen. Misalnya, Kanimals mengandalkan media sosial untuk menarik animo pengunjung lewat akun Instagram mereka yang memiliki lebih dari 24 ribu pengikut.
“Jadi, mereka yang melihat unggahan di media sosial datang ke malnya,” ujar Raynold. Sebaliknya, pengunjung setia mal yang datang bersama anak kecil menjadi target pasar utama Kanimals. Selain kolam bola, arena bermain anak seluas 800 meter persegi itu menyediakan aktivitas lainnya, seperti menggambar dan seni melipat kertas.
ILONA ESTERINA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo