Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lomba tarik tambang Ikatan Alumni Universitas Hasanudin atau IKA Unhas Makassar berakibat satu orang tewas. Kepala korban tewas, karena terbentuk pembatas jalan. Lomba itu dilaksanakan juga untuk pemecahan rekor MURI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Indonesia, tarik tambang memang salah satu permainan rakyat yang kerap dimainkan. Biasanya saat perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus. Tapi, sebetulnya permainan itu ada di berbagai negara.
Asal-usul permainan tarik tambang
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merujuk The Tug of War Association (TOWA), tidak ada catatan spesifik soal waktu dan tempat kemunculan permainan tarik tambang. Beberapa manuskrip menunjukan, tarik tambang dimainkan penduduk kuno yang berasal dari Mesir, Burma, India, Kalimantan, Jepang, Korea, Hawaii, Amerika Selatan.
Permainan tarik tambang memiliki berbagai variasi di seluruh dunia. Di Afghanistan, tarik tambang dilakukan menggunakan pancang kayu sebagai pengganti tali untuk menarik. Di Korea, anak-anak saling merangkul pinggang satu sama lain untuk membentuk tarik tambang.
Tarik tambang cabang olahraga Olimpiade
Saat ini, tarik tambang dimainkan sebagai hiburan atau sekadar adu kekuatan fisik. Namun, di Yunani pada 500 tahun Sebelum Masehi, tarik tambang dimainkan sebagai olahraga kompetitif sejumlah atlet profesional.
Catatan lain juga menunjukkan, tarik tambang telah ada sejak 1.000 Masehi. Saat itu, tarik tambang diceritakan dimainkan oleh para juara dari negara-negara Skandinavia dan Jerman dalam ajang bernama Kraftige Spiele atau permainan kekuatan
Dinilai memiliki catatan historis sebagai permainan yang kompetitif, tarik tambang masuk sebagai salah satu cabang olahraga resmi Olimpiade pada 1900. Saat itu, Olimpiade dilaksanakan di Prancis. Swedia mendapat medali emas untuk permainan tarik tambang.
Sejak saat itu, tarik tambang menjadi permainan resmi dan dinanti selama Olimpiade 1900 hingga 1920. Pada 1920, Komite Olimpiade Internasional (KOI) memutuskan untuk mengurangi jumlah peserta Olimpiade. Pengurangan peserta dilakukan dengan menghapuskan beberapa cabang olahraga, termasuk tarik tambang.
Tarik tambang dibuatkan kompetisi tersendiri
Setelah tarik tambang tidak lagi menjadi cabang olahraga Olimpiade, Asosiasi Tarik Tambang Inggris berusaha menjalin kerja sama dengan pengurus di Swedia. Tujuannya untuk membuat kompetisi tarik tambang internasional pertama.
Kompetisi internasional pertama akhirnya diadakan di Baltic Games di Malmo, Swedia pada 1960. Saat itu, The Tug of War International Federation (TWIF) diikuti oleh empat negara, yaitu Inggris, Swedia, Belanda, dan Denmark.
Setelah itu, kompetisi internasional pertama itu, TWIF menggelar Kejuaraan Eropa untuk tarik tambang pada 1965 di Crystal Palace, London. Sejak itu, secara berkala, Kejuaraan Eropa diselenggarakan hingga tahun 1975.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.