Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Suplemen makanan sering dibutuhkan tetapi terlalu sering manfaat kesehatannya goyah. Faktanya, enam suplemen vitamin dosis tinggi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius, termasuk kanker dan stroke.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pasar suplemen makanan tidak diatur secara ketat seperti obat-obatan. Dilansir dari Express UK, hal ini membuat konsumen lebih rentan membeli produk yang salah. Penting untuk dicatat sebagian besar suplemen makanan aman tetapi beberapa dapat menimbulkan risiko kesehatan, terutama bila dikonsumsi dalam dosis tinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Suplemen makanan mencakup segala sesuatu mulai dari vitamin dan mineral hingga tumbuhan dan produk biosimilar. Namun, sebagian besar orang menggunakan suplemen untuk mengartikan vitamin atau mineral atau multivitamin.
Bukti manfaat mengonsumsi suplemen makanan sangat beragam. Namun, bukti yang menghubungkan suplemen makanan dengan masalah kesehatan menumpuk. Sebagian besar suplemen aman dikonsumsi tetapi ada pengecualian, yaitu:
-Dosis tinggi beta karoten telah dikaitkan dengan risiko kanker paru-paru yang lebih besar pada perokok.
-Ekstra kalsium dan vitamin D dapat meningkatkan risiko batu ginjal.
-Vitamin E dosis tinggi dapat menyebabkan stroke yang disebabkan oleh pendarahan di otak.
-Vitamin K dapat mengganggu efek antipembekuan pengencer darah.
-Mengonsumsi vitamin B6 dalam jumlah tinggi selama satu tahun atau lebih telah dikaitkan dengan kerusakan saraf yang dapat mengganggu gerakan tubuh, gejalanya sering hilang setelah suplemen dihentika).
Penting untuk dicatat suplemen dapat berperan penting untuk beberapa kelompok berisiko tinggi. Misalnya, orang dewasa yang didiagnosis dengan osteoporosis mungkin memerlukan vitamin D dan kalsium ekstra di luar yang didapatkan dari makanan biasa.
Suplemen juga dapat membantu orang dengan penyakit Crohn atau Celiac, kondisi yang membuat sulit menyerap nutrisi tertentu. Orang dengan kekurangan vitamin B12 hampir selalu membutuhkan suplemen.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) baru-baru ini menerbitkan pedoman keamanan untuk suplemen makanan, termasuk melarang hal-hal berikut
Menggabungkan suplemen dan menggunakan suplemen dengan obat-obatan, baik yang diresepkan atau dijual bebas, dapat berbahaya.
-Terlalu banyak mengonsumsi suplemen, seperti vitamin A, vitamin D, atau zat besi.
-Beberapa suplemen juga dapat memiliki efek yang tidak diinginkan sebelum, selama, dan setelah operasi. Jadi, pastikan untuk memberi tahu penyedia layanan kesehatan, termasuk apoteker, tentang suplemen apapun yang dikonsumsi.
Kebanyakan orang tidak perlu mengonsumsi suplemen vitamin dan bisa mendapatkan semua vitamin dan mineral yang dibutuhkan dengan makan makanan yang sehat dan seimbang. Banyak orang memilih untuk mengonsumsi suplemen tetapi mengonsumsi terlalu banyak atau mengonsumsinya terlalu lama bisa berbahaya.
Pola makan seimbang berarti makan berbagai macam makanan dalam porsi yang tepat dan mengonsumsi makanan dan minuman dalam jumlah yang tepat untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat. Terapkan pola makan yang sehat dan seimbang dengan mencoba untuk:
-Makanlah setidaknya lima porsi buah dan sayuran yang bervariasi setiap hari.
-Makanan dasar pada makanan bertepung serat yang lebih tinggi, seperti kentang, roti, nasi, atau pasta.
-Minum beberapa alternatif susu, seperti minuman kedelai.
-Makan kacang-kacangan, ikan, telur, daging, dan protein lain.
-Pilih minyak dan olesan tak jenuh dan makan dalam jumlah kecil.
-Minum banyak cairan, setidaknya 6-8 gelas sehari.
Jika mengonsumsi makanan dan minuman yang tinggi lemak, garam, dan gula, maka kurangi. Menurut kesehatan tubuh, Anda harus mencoba memilih berbagai makanan yang berbeda dari lima kelompok makanan utama untuk mendapatkan berbagai macam nutrisi.