Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Ayam Geprek Bu Rum Yogyakarta, Boleh Pesan Cabe Suka-suka

Di warung ayam geprek bu Rum, ada pelanggan ada yang memesan hingga 125 cabe. Ngeri.

26 April 2018 | 13.06 WIB

Sepiring ayam geprek Bu Rum di Jalan Wulung Lor, Depok, Sleman. Tempo/Francisca Christy Rosana
Perbesar
Sepiring ayam geprek Bu Rum di Jalan Wulung Lor, Depok, Sleman. Tempo/Francisca Christy Rosana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kata orang, Yogyakarta alias Jogja adalah gudangnya kuliner murah. Pasalnya, di setiap tempat di kota ini, warung-warung makanan berat harga miring ala kantong mahasiswa dapat dijumpai. Salah satunya warung ayam geprek Bu Rum di Jalan Wulung Lor, Papringan, Depok, Sleman.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Warung Bu Rum menjajakan nasi sayur lauk ayam geprek tepung. Sebelum hits kuliner geprek tepung kekinian, Bu Rum sudah menginisiasinya lebih dulu sejak 15 tahun lalu. “Saya sudah menjual ayam geprek tepung sejak 2003,” katanya kepada Tempo, Selasa, 24 April.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Warung tersebut sebetulnya hanya berupa tenda kaki lima dengan kapasitas bangku tak lebih dari 50 orang. Namun warung ini begitu populer di kalangan mahasiswa Jogja. Sejak pagi pukul 07.00 hingga malam, lapak yang terbuat dari terpal itu selalu ramai pengunjung.

Tempo ikut mengantre pada Selasa, 24 April lalu dan terjawab mengapa warung Bu Rum begitu digandrungi mahasiswa, khususnya pecinta pedas.

Mula-mula, pengunjung mengambil sendiri nasi, sayur, dan ayam pilihannya, seperti prasmanan. Banyak atau sedikit takaran nasi dan sayur yang dituang ke piring, harganya sama saja, yakni Rp 11 ribu untuk paket komplet. 

Ayam yang disediakan beragam, seperti bagian sayap, paha, dan dada. Ukurannya sama besar. Seusai memilih, ayam akan dibawa ke meja ulek. Di sana, ayam goreng tepung ini bakal digeprek dengan jumlah cabai sesuai permintaan.

Rata-rata, yang datang ke warung Bu Rum adalah pecinta pedas. Sebab, pengunjung yang mengantre umumnya meminta cabai lebih dari sepuluh. “Ada juga yang minta sampai 100 cabai, atau 125 cabai,” kata Bu Rum.

Bu Rum mengenakan biaya tambahan untuk cabai yang jumlahnya berlebih. Untuk kelipatan 10 cabai, biasanya Bu Rum akan membebankan biaya tambahan sekitar Rp 1.000. Tergantung harga cabai di pasaran.

Selain murah dan dapat meminta jumlah cabai sesuai dengan keinginan, rasa ayam geprek masakan Bu Rum memang istimewa. Takaran bumbunya pas. Gurih ayam tersebut terasa sampai tulang-tulangnya.

Kulit ayam juga sangat renyah. Ketika disantap dengan cabai merah yang sudah lebur, nafsu makan pun meningkat seketika.

Sampai suapan terakhir, keringat akan mengalir deras. Tak heran ketika makan di tempat, pengunjung akan menyaksikan tamu-tamu lain beradu ekspresi kepedasan.

Selain bisa dijumpai di Jalan Wulung, warung geprek Bu Rum bisa ditemukan di enam cabang. Di antaranya di Jalan Wonosari, di Kios Mrican Jalan Mrica Baru, Warung PKL Mrican, dan Lembah UGM.

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus