Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kejadian terbakarnya bocah 5 tahun di Ponorogo, Jawa Timur, setelah memakan es ciki asap membuat banyak orang khawatir. Ciki asap tersebut diberi campuran nitrogen cair sehingga dapat mengeluarkan asap saat dimakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, kejadian tak terduga menimpa si bocah hingga menyebabkan terbakar di sebagian tubuhnya. Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Medis RSU Muslimat Ponorogo, dr. Siti Nurokhmah, mengatakan anak tersebut mengalami luka bakar sekitar 30 persen di sebagian wajah, yaitu bagian pipi kanan dan kiri, mulut, leher, bagian dada, dan lengan kiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menggunakan nitrogen cair untuk bahan makanan memang memiliki risiko. Nitrogen cair yang memiliki titik didih -196 derajat Celsius biasa digunakan dalam berbagai bidang, seperti kedokteran dan teknologi.
Nitrogen cair digunakan sebagai pendingin untuk komputer dan pengobatan untuk menghilangkan kutil, sel-sel prakanker. Bahan ini juga dipakai dalam kriogenik, di mana para ilmuwan mempelajari efek suhu sangat dingin pada bahan-bahan tertentu.
Dilansir dari WebMD, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah memperingatkan potensi bahaya yang bisa timbul pada sajian yang disiapkan dengan nitrogen cair. Kerusakan kulit serta organ dalam bisa saja terjadi apabila nitrogen cair masih tersisa atau tidak terevaporasi dengan baik pada makanan atau minuman.
Menghirup terlalu banyak uap yang dihasilkan oleh makanan atau minuman yang diproses menggunakan nitrogen cair juga disebut dapat memicu kesulitan bernapas yang cukup parah. Hal ini semakin berbahaya jika dialami oleh penderita asma. Berikut bahaya mengonsumsi makanan dengan nitrogen cair menurut FDA.
-Menghirup uap yang dikeluarkan makanan atau minuman yang disajikan dengan nitrogen cair dapat menyebabkan kesulitan bernapas, terutama pada pengidap asma.
-Nitrogen cair dapat membekukan makanan yang menghasilkan suhu yang sangat rendah. Suhu ini dapat menimbulkan risiko cedera pada kerusakan organ internal.
