Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Memberi hadiah umumnya termasuk tindakan positif. Hadiah biasanya dianggap sebagai bentuk perhatian, ekspresi kasih sayang atau penghargaan. Niat baik ini bisa ditemui setiap saat, juga saat momen penting, hari penting, atau hari perayaan.
Dalam momen Imlek misalnya, memberi hadiah kepada kawan yang beretnis Tionghoa merupakan suatu tindakan yang baik. Namun jika hadiahnya tidak tepat, bisa berpotensi menyebabkan konsekuensi negatif. Sebab, menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, terdapat beberapa barang yang dianggap tabu untuk diberikan saat Imlek.
Dilansir dari Antara dan Elevenia, inilah beberapa benda yang tabu dijadikan kado saat tahun baru Cina:
1. Benda tajam
Barang-barang tajam, seperti pisau, gunting, garpu, dan alat cukur, sering dianggap sebagai simbol keinginan untuk memutuskan hubungan antara si pemberi dan penerima hadiah.
2. Barang yang mengandung Angka 4
Sebaiknya hindari memberikan hadiah Imlek yang berkaitan dengan angka empat atau kelipatannya. Dalam bahasa Mandarin, pengucapan angka "empat" (si) terdengar mirip dengan kata yang berarti "mati," meskipun penulisannya berbeda.
3. Sepatu
Sepatu dianggap sebagai hadiah yang kurang tepat karena pengucapannya dalam bahasa Mandarin mirip dengan kata "sial."
4. Jam
Jam adalah salah satu barang yang tidak dianjurkan untuk diberikan saat Imlek atau perayaan lainnya. Hal ini dikarenakan jam melambangkan berlalunya waktu, dan bunyi kata "jam" dalam bahasa Mandarin terdengar mirip dengan kata yang digunakan untuk "mengunjungi pemakaman." Sebagai hasilnya, memberi jam sebagai hadiah bisa diartikan sebagai pertanda kesialan dan kematian.
5. Buah Pir
Buah pir memiliki pengucapan yang serupa dengan kata "meninggalkan" dalam bahasa Mandarin, sehingga dianggap tidak sesuai untuk dijadikan hadiah.
6. Bunga
Bunga potong biasanya diberikan untuk menunjukkan belasungkawa atau saat mengunjungi pemakaman, sehingga bunga tidak dianggap sebagai pilihan hadiah yang tepat.
7. Payung
Kata "payung" dalam bahasa Mandarin memiliki pengucapan yang sama dengan kata "san," yang berarti "memutuskan hubungan," menjadikannya barang yang sebaiknya dihindari sebagai hadiah.
8. Kerajinan Tangan
Barang-barang kerajinan tangan sering kali diartikan sebagai simbol perpisahan dari pemberinya. Dalam budaya Tionghoa, kerajinan tangan biasanya dibawa saat berkunjung ke pemakaman keluarga atau kerabat.
9. Barang Berwarna Hitam dan Putih
Warna hitam dan putih dianggap tabu pada Imlek karena sering dikaitkan dengan suasana pemakaman. Selain itu, membungkus hadiah dengan kertas berwarna hitam dan putih juga dianggap tidak pantas.
10. Kaca
Kaca sering dianggap sebagai benda yang berhubungan dengan pemanggilan roh atau hantu, sehingga tidak cocok untuk dijadikan hadiah.
11. Kalung
Memberikan kalung sebagai hadiah kepada teman atau sahabat platonis dianggap kurang tepat dalam budaya Tionghoa. Sebab, kalung, seperti dasi dan ikat pinggang, dianggap sebagai benda yang memiliki makna intim, yang lebih cocok diberikan oleh pasangan. Hadiah-hadiah ini sering dikaitkan dengan hubungan yang lebih dekat dan pribadi, sehingga memberikan kalung kepada teman yang bukan pasangan bisa menimbulkan kesalahpahaman atau dianggap terlalu akrab.
12. Topi hijau
Topi hijau dalam budaya Tionghoa memiliki konotasi negatif yang kuat, yaitu sebagai simbol ketidaksetiaan seorang istri. Dalam pandangan masyarakat Tionghoa, jika seorang pria mengenakan topi hijau, itu berarti istrinya dianggap tidak setia atau berselingkuh. Oleh karena itu, topi hijau dianggap tabu dan harus dihindari, baik sebagai hadiah maupun aksesori yang dikenakan, karena dapat membawa makna yang tidak diinginkan dalam hubungan sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini